Tak banyak orang suka kalau kepalanya sudah beruban. Maka banyak orang menempuh berbagai upaya untuk menghilangkan si rambut putih yang bertengger di kepala.
Ini semua dilakukan karena uban dianggap mengganggu penampilan sehingga harus dicari jalan untuk mengeliminasinya.
Ada yang dengan menyemir rambut pakai warna hitam, mencabutnya, atau bahkan menggundul rambutnya sama sekali. Itu semua tidak lain agar uban tidak lagi nongol di kepala.
Penampilan fisik bagi sebagian orang memang segalanya. Chasing begitu dipuja. Maka tidak usah heran jika aneka salon perawatan tubuh begitu berkecambah, mulai dari kota besar hingga pelosok desa. Penggunanya pun tidak terbatas kalangan atas semacam artis atau pejabat. Tidak sedikit pula rakyat biasa atau pegawai rendahan yang menggemari jasa perawatan tubuh itu.
Merawat tubuh agar tampil indah nan menawan tentu tidak salah. Allah sendiri menyukai keindahan. Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia” (Muslim). Tetapi, merawat tubuh bagi kaum beriman jangan sampai keluar dari rambu agama.
Diriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaid r.a bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda “Barangsiapa yang beruban rambutnya dalam Islam, niscaya uban itu akan menjadi cahayanya pada hari kiamat”
Ketika itu ada seseorang berkata kepada Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam “Sesungguhnya ada orang –orang yang mencabut uban mereka”. Rasulullah shalallahu Alaihi Wasallam pun bersabda, “Barangsiapa yang ingin melakukannya berarti hendak mencabut cahayanya” (HR Al Bazzar, Ath Thabrani)
Di antara keutamaan membiarkan uban dan tidak mencabutnya ialah pada hari kiamat kelak pemiliknya akan diberikan empat hal penting:
Cahaya diatas shirat, setiap rambut putih dibalas satu kebaikan, dihapus darinya satu keburukan, dan Allah mengangkat satu derjat dari rambut itu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wasallam bersabda ; “Janganlah kalian mencabut Uban! Sesungguhnya uban itu adalah cahaya pada hari kiamat. Barangsiapa yang tumbuh ubannya ketika Islam niscaya dicatatkan untuknya dengan uban itu satu kebaikan, dihapus dari orang itu satu kesalahan(dosa) dan ia ditinggikan satu derjat baginya dengan uban itu” (HR Ahmad)
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa setiap perintah nabi Shalallahu Alaihi Wasallam dan setiap amal shaleh tidaklah diperintahkan secara sia-sia.
Pada hari kiamat amal kebaikan tersebut akan memiliki faedah dan buah sebagai ganjaran bagi setiap orang yang taat kepada Allah dan menjadi pembeda antara orang yang taat dengan orang yang bermaksiat.
Uban merupakan suatu nikmat, sebab uban adalah pemberi peringatan dan pengingat bagi orang yang paham terhadap dekatnya ajal.
Allah SWT berfirman ; “Dan mereka berteriak di dalam neraka itu “Ya Rabb kami keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan’ dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak ) datang kepadamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun“ ( QS Fathir : 37)
Abdul Aziz bin Abu Rawwad berkata kepada seseorang : “Barangsiapa yang tidak bisa mengambil nasehat dari tiga hal, berarti dia tidak akan bisa diperingatkan dengan apapun , yaitu Islam, Al-Quran dan Uban”
Uban menyadarkan orang-orang yang berakal untuk lebih semangat dalam kebajikan. Membuatnya semakin peka terhadap hak-hak Rabnya dan hak-hak sesama makhluk. Waktunya ia habiskan untuk kebaikan. ibadahnya menjadi lebih baik dan sempurna.
Ibnu Abid Dun-ya meriwayatkan dengan sanadnya. Bakr bin Abdillah Al-Muzani berkata “Bila Anda ingin mendapat manfaat dari shalat Anda, maka katakanlah pada diri Anda,” Barangkali setelah ini aku tidak akan shalat lagi.”
Kinilah saatnya kaum beriman bijak dalam berhitung. Bertambahnya umur sesungguhnya adalah berkurangnya jatah hidup di dunia.
Adalah fakta bahwa meski sudah paham hidup ini fana, banyak dari kita yang terlena. Gemerlap dunia begitu memukau mata hati kita. Maka harus ada tanda fisik yang menjadi pengingat. Dalam kaitan inilah uban menjadi penting maknanya. Wallahu a’lam
DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)