PALU – Sebagian besar guru baca tulis Al-Qur’an mengeluhkan belum menerima honor dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palu. Berdasarkan informasi, tinggal guru yang mengajar di wilayah Palu Utara yang belum dicairkan honornya. Sementara di wilayah lainnya, sudah menerima honor tersebut.

Para guru yang berkisar 200 orang ini direkrut oleh Pemkot  Palu untuk menjalankan “Program Palu Kana Mapande”. Mereka mengajar pada jam tambahan atau sore hari, khusus untuk baca tulis Al-Qur’an bagi siswa SD yang beragama Islam. Demikian pula memberikan pelajaran agama bagi siswa beragama kristen, hindu dan budha.

Sebenarnya, kata salah seorang guru, Wahyu, besaran honor tersebut tidak seberapa.  Hanya saja, proses pencairannya dipersulit.

“Kami diarahkan oleh bendahara di dinas untuk mengambil honor, karena sudah siap dibayarkan,” ungkapnya, dua hari lalu.

Namun, kata dia, ketika sampai di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, para guru terkesan diabaikan, bahkan terkesan dihindari oleh pegawai.

“Setelah bertemu dengan bendahara, kami diarahkan ke Bank Tabungan Negara (BTN), karena semua honor disalurkan lewat rekening masing-masing. Tapi begitu datang di sana (BTN), tidak ada juga uang masuk, berimba hi,” terangnya.

Terkait itu, Anggota DPRD Kota Palu, Rizal menyebutkan, jika semua syarat sudah terpenuhi, maka tidak ada alasan bagi dinas untuk menahan atau memperlambat pembayaran honor.

“Karena mereka sudah menjalankan kewajibannya mengajar,” sebutnya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menambahkan, perlu ada perbaikan sistem dalam kontrak. Sebab, berdasarkan infromasi yang diperolehnya, para guru hanya dikontrak empat bulan, untuk cawu pertama.

Padahal, kata dia, program dari Pemkot Palu itu sangat baik, untuk membina dan membimbing generasi, baik dari Islam, kristen dan dari agama lainnya. Dia pun sepakat mendukung program yang dicanangkan Wali Kota/Wakil Wali Kota Palu, Hidayat-Sigit Purnomo Said. (YUSUF)