Cerita Prof Zainal Abidin Saat Naskah Khutbahnya Diminta Presiden

oleh -
KH. Zainal Abidin memberikan naskah khutbah Jumatnya kepada Presiden RI Joko Widodo ba'da Jum'at, di Masjid Komplek Bandara Mutiara Sis Aljufri,. (FOTO: IST)

PALU – Kejadian menarik saat kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) usai melaksanakan shalat Jum’at berjamaah di Masjid Almuqorrabin Bandara Mutiara SIS Aljfuri Palu. Kejadian itu ketika Jokowi meminta naskah khutbah yang dibacakan Prof. Zainal Abidin yang saat itu sebagai khatib.

“Saat ngobrol santai, lalu Pak Jokowi mengatakan mana konsepnya tadi. Konsepnya bagus kata Presiden. Saya juga masih ragu-ragu apakah konsep diminta atau bukan. Saya diam-diam, tiba-tiba beliau ulang lagi ada konsepnya tadi itu. Dan saya cabutlah konsep khutbah yang ditulis tangan itu.

“Saya bilang mohon maaf ini Pak Presiden. Ini tulisan tangan sederhana,” ungkap Prof Zainal Abidin, Jum’at (25/2) sore.

BACA JUGA :  Segeralah Meraih Ampunan

Rais Syuriyah PBNU itu melanjutkan, naskah dua lembar itu langsung diterima Jokowi dan diserahkan kepada ajudannya. Usai peristiwa itu, Zainal bersama Jokowi sempat mengobrol beberapa menit lalu rombongan meninggalkan masjid, bertolak ke Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.

Ketua FKUB Sulteng itu mengatakan, isi naskah khutbah yang ditulisnya itu menyampaikan kebenaran Islam adalah agama cinta kasih. Intinya, ajaran Islam selalu mencari jalan terbaik apabila ada masalah. Bahkan dalam Islam melakukan kritik pun kepada pemerintah dibenarkan dengan cara santun dan beradab.

“Olehnya itu, saya berkata artinya jika pemerintah melakukan kekurangan jangan dengan cara-cara memaki, menyebar kedengkian dan kebencian,” katanya.

BACA JUGA :  Satu Anggota DPRD Sulteng Jalani Pelantikan dari Dalam Lapas

Dalam khutbahnya Guru besar UIN Datokarama Palu itu menekankan pentingnya membangun persatuan di tengah keberagaman anak bangsa. Dan semangat membangun persaudaraan di tengah kebhinekaan.
Berikut beberapa quotes yang dikutip Zainal Abidin dalam naskah khutbah Jum’at.

Islam sepatutnya membahagiakan pemeluknya. Jika Islam tidak membahagiakan pemeluknya, kemungkinan ada sesuatu yang salah dalam memahami Islam.

Biarlah ada perbedaan keyakinan, biarlah masing-masing memilik cara berdoa sendiri-sendiri, biarlah Tuhan disebut dengan berbagai Nam, biarlah Tuhan dilukiskan dengan bermacam bentuk, biarlah kemuliaan Tuhan dinyanyikan dalam semua bahasa dalam keberagaman lagu, biarlah semua tumbuh subur, karena yang kita cari adalah Rahmat dan kasih Tuhan.

BACA JUGA :  Jaga Netralitas, Wali Kota Palu Tegaskan Tak Libatkan ASN dan Pasang Baliho

Reporter: Nanang IP
Editor: Nanang