PALU – Dinas Pemadaman Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu, membentuk tim pemulasaran jenazah yang bertugas dalam keadaan darurat, seperti bencana dan sebagainya.

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan dan Penyelamatan, Damkar Kota Palu, Gamal, mengatakan, Damkar akan menyiapkan sebanyak 21 personel untuk memback up tim tersebut.

“Tim pemulasaran jenazah ini baru pertama kalinya kita buat,” kata Gamal, di ruang kerjanya, Kamis (04/11).

Menurutnya, proses pemulasaran jenazah itu penting, sehingga diperlukan pendidikan dan pelatihan terkait itu.

Ia berharap, tim ini bisa maksimal dalam proses penanganan korban bencana, termasuk korban kebakaran ataupun hanyut, atau hal-hal lain yang bersifat kedaruratan.

Di bagian lain, Pendiri Masjid Al Ukhuwah Lolu Utara, Sutomo H Feri, menyebutkan, pelatihan pemulasaran jenazah sangat baik dalam pandangan agama Islam.

“Pemulasaran jenazah ini janganlah dianggap enteng. Hal-hal seperti ini yang akan kita bawa di hari kemudian,” kata Sutomo.

Menurutnya, terdapat perbedaan proses pemulasaran jenazah biasa dan korban bencana. Kata dia, jika jenazahnya adalah korban kebakaran atau hanyut, maka dimandikan secara isyarat saja.

“Karena jika kita sentuh kulitnya akan terkelupas. Sementara mayat korban kecelakaan yang anggota tubuhnya telah kaku, harus ditayamumkan. Misalnya kalau mayat itu patah kaki atau mengalami luka sobek dan sedang diperban, tidak perlu dibuka perbannya,” jelasnya.

Lebih lanjut Sutomo mengatakan, jika mayat diketahui non muslim, maka cukup langsung dibungkus saja.

Reporter : Hamid
Editor : Rifay