“Di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Tanjung Karang memang paling dikenal di dunia industri pariwsata dengan pasir putihnya dan panorama bawah lautnya. Keberagaman ikan yang ada menjadi daya tarik bagi penyelam. Belum lagi adanya bangkai kapal karam, semua itu jadi kelebihan Tanjung Karang”.

Itu hanyalah salah satu di antara banyak pesona Tanjung Karang yang dilontarkan Johar Efendi (50 tahun), mantan praktisi wisata setempat.

Johar memang cukup lama berkiprah di Tanjung Karang, sejak akhir dekade 1990-an hingga awal 2000-an.

Johar yang dulu memiliki usaha cottage, cukup banyak turis dari Eropa yang didampinginya, sekaligus menjadi wadahnya untuk saling bertukar pikiran dan pengalaman soal kepariwistaan. Kala itu, sejumlah turis mancanegara yang berkunjung ke Tanjung Karang, sangat berkesan terhadap eksotisnya panorama pantai.

“Cuma saja dibanding dua puluhan tahun silam, mulai mengalami perubahan kondisi lingkunngan dan sosial,” katanya, kepada media ini, Selasa (22/09).

Kawasan Tanjung Karang Donggala bukanlah hunian baru, tapi memiliki sejarah dan legenda cukup panjang.

Alkisah, pada zaman dahulu kawasan itu menjadi tempat bagi nelayan bermukim agar mudah turun melaut. Kemudian lebih dikenal sebagai objek wisata pantai andalan bagi masyarakat setempat.

Kawasan pantainya menjadi daerah tujuan favorit bagi wisatawan dalam negeri maupun dari luar negeri.