Kehadiran anak dalam rumah tangga muslim merupakan nikmat yang besar dari Allah Taala. Namun, sebagian orang ada yang lebih mendambakan kehadiran anak laki-laki daripada anak perempuan.

Anak laki-laki dianggap lebih mulia daripada anak perempuan. Mereka bangga dan bergembira tatakala dikaruniai anak laki-laki.

Sebaliknya, bagi sebagian orang kehadiran anak perempuan tak menunjukkan kegirangannya dibanding anak laki-laki. Mereka sedih dan kecewa jika dikaruniai anak perempuan. Padahal kehadiran anak perempuan juga termasuk nikmat dari Allah.

Bahkan Islam secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik anak-anak perempuan mereka.

Padahal anak laki-laki ataupun perempuan adalah anugerah Allah SWT. Apa pun jenis kelamin yang diberikan merupakan ketentuan-Nya. “Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS as-Syuura [42]: 49).

Dan, tak ada satu pun yang bisa memastikan apa jenis kelamin sang anak kelak. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi tidak mampu menandingi ilmu dan kuasa-Nya.

Sekalipun ilmu kedokteran membuka peluang untuk menentukan jenis kelamin buah hati mereka, tetap saja ilmu Allah di atas segalanya. “Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan.” (QS ar-Ra’d [13]: 8).

Atas dasar ini pula, Islam tidak memperbolehkan orang tua mendiskriminasi kasih sayang dan perhatian kepada anak. Ini penting mengingat realita yang kerap ditemui di masyarakat, orang tua lebih condong ke anak laki-laki dengan beragam alasan tentunya.

Rasul dalam sebuah hadis memerintahkan agar orang tua menyamaratakan mencium buah hatinya. Satu dicium maka yang lain mesti dicium juga. Anak laki-laki dipeluk maka jangan lupakan pula anak perempuan. Kesemuanya sama-sama berhak atas kasih sayang.

Meski demikian, Islam memberikan penekanan keutamaan mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak perempuan.

Prinsip ini memang pada mulanya untuk mendobrak paradigma dan tradisi bangsa Arab yang memarginalkan perempuan. Namun, visi mulia tersebut tetap kekal sepanjang zaman.

Berbahagialah Anda jika memiliki anak perempuan. Anda telah mendapatkan ladang amal yang teramat luar biasa dengan membesarkan anak perempuan. Curahan hati, pendidikan, asuhan, dan perhatian yang Anda berikan kepada perempuan akan berbalas setimpal.

Sebab, titah Rasulullah riwayat Bukhari dari Aisyah RA, barang siapa yang mendapat ujian apa pun dari anak perempuan, kemudian dia tetap berbuat baik kepada mereka, anak-anak tersebut akan menjadi penghalang dari api neraka. Lalu, apa sajakah yang mesti diperhatikan oleh orang tua terhadap anak perempuan mereka?

Lihatlah bagaimana kehangatan yang ditunjukkan Rasul terhadap Fatimah, putri tercintanya. Tiap kali Fatimah bertandang ke rumah, dengan penuh cinta Rasul menyambutnya. “Marhaban ya ibnati, selamat datang putriku,” sambut Rasul.

Cukuplah kehadiran seorang bayi perempuan sebagai kegembiraan tak terkira bagi Anda. Karena itu, berbagilah berita gembira tersebut. Sampaikan kabar sukacita itu kepada keluarga, kerabat, dan handaitaulan.

Putra Ahmad bin Hanbal, Shalih, mengisahkan ketika saudara perempuannya lahir, sang ayah mengatakan, “Para nabi adalah ayah dari putri-putri mulia.

Terdapat ganjaran yang besar bagi orangtua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam di akhirat.

Saudaraku, lihatlah bagaimana Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang mau mengayomi anak-anak perempuan mereka. Semoga Allah Taala senantiasa memberikan kita keturunan yang saleh dan salihah. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)