SIGI – Kelompok Siaga Bencana Desa bekerja sama dengan Yayasan Pusaka Indonesia (YPI) dan CRS melakukan penanaman 2.825 bibit pohon bernilai ekonomis untuk mencegah bahaya longsor dan banjir yang sering mengancam pemukiman dan lahan pertanian di lima desa di Kabupaten Sigi, baru-baru ini.
Lima desa tersebut adalah Mataue, Marena, Lonca, Toro dan Desa Poleroa Makuhi. Kesemuanya berada di wilayah Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi Rabu, (26/2) dua hari lalu.
Program Manager YPI, Marjoko, mengatakan, penanaman pohon tersebut juga sebagai upaya konservasi dan pemberdayaan ekonomi di wilayah Kecamatan Kulawi.
“Kita beri bibit durian montong dan bambu sebanyak 2.825 bibit. Ke depannya diharapkan tanaman ini dapat menambah pendapatan ekonomi keluarga dan tidak ditebang untuk dimanfaatkan kayunya,” kata Marjoko.
Ia mengatakan, tanaman tersebut ditanam pada wilayah ancaman dan ada pula yang ditanam di lahan desa dan gereja serta perkebunan warga yang berada di kemiringan.
Dia menambahkan, kegiatan ini merupakan implementasi dari Rencana Aksi Kelompok Siaga Bencana Desa yang telah disepakati sebelumnya.
Setelah aksi ini, lanjut dia, warga diharapkan bertanggung jawab untuk merawat dan memelihara sampai menghasilkan.
“Alhamdulillah desa kami mendapat bantuan penghijauan, semoga tidak ada lagi longsor, masyarakat bisa hidup aman dan sejahtera. Kami berjanji akan merawatnya,” terang Djumadi salah satu warga yang juga Ketua Kelompok Siaga Bencana Desa.
Ikut serta dalam kegiatan ini aparatur pemerintahan desa, anggota kelompok tani, tokoh masyarakat dan Babinsa serta Bhabinkantibmas.
Selain kegiatan penanaman pohon, YPI dan CRS bersama dengan Kelompok Siaga Bencana Desa juga memasang rambu-rambu evakuasi dan titik kumpul, kemudian memasang poster tentang cara menghadapi bencana di setiap rumah agar keluarga dapat memahami mekanisme dan prosedur penyelamatan dini. Selain itu memfasilitasi kebutuhan perlengkapan kelompok dalam menghadapi bencana berupa senter, megaphone, sepatu boat, dan jas hujan. (YAMIN)