Kita akan sedih jika ibadah yang dikerjakan tidak diterima Allah SWT, sebab tenaga dan waktu terkuras dengan sia-sia tanpa adanya balasan. Peluang tidak diterimanya amal sangat mungkin terjadi sehingga kita harus mempersiapkan diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama berulang kali.

Di luar Ramadhan saja, Allah SWT dapat melipatgandakan pahala sebuah amal hingga 700 kali lipat, dan di luar Ramadhan bisa lebih dari itu.

Bukti suatu amal yang berkualitas dilipatgandakan dari 10-700 kali lipat sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW: “Jika seseorang memperbagus keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya dituliskan 10 hingga 700 kali lipat, sedangkan setiap kejelekannya hanya ditulis sepertinya (satu saja)” (HR. Bukhari)

Adapun hamba yang tidak menyia-nyiakan ibadahnya selama bulan Ramadhan, Allah akan membalasnya dengan pahala yang lebih banyak lagi. Saking banyaknya hanya Allah yang mengetahui nilai ibadah setiap hamba di bulan Ramadhan. Allah berfirman di hadits qudsi:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu siapa yang merugi pasca Ramadhan? Kata Nabi Muhammad SAW sungguh merugi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan tapi dosa-dosanya belum diampuni, “Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya).” (HR. Tirmidzi)

Secara detail orang-orang yang merugi pra-saat-pasca Ramadhan di antaranya, orang yang tidak mempersiapkan datangnya Ramadhan sehingga kaget dengan kedatangan bulan kemuliaan ini.

Ia menganggap bulan Ramadhan biasa saja sehingga dia menjadi pribadi yang tidak memiliki target perubahan ke arah yang lebih baik pasca Ramadhan, ada juga orang yang sebatas menahan rasa lapar dan dahaga tapi maksiat terus jalan.

Ia kurang serius dan menyiakan waktu luang sehingga jam demi jam hari demi hari dilewati dengan mengerjakan aktivitas yang tiada manfaat seperti tidur dengan berlebihan dan masih banyak contoh lainnya.

Dikhawatirkan seorang hamba masuk neraka diakibatkan meremehkan bulan Ramadhan atau melaksanakan aktivitas maksiat sehingga dosanya menumpuk di bulan penuh barokah ini. Na’udzubillahi min dzalik.

Meski bulan Ramadhan di tahun ini sudah pergi kita dapat menghidupkan suasananya dengan ibadah-ibadah yang biasa dilaksanakan kaum muslimin di bulan Ramadhan, seperti menghidupkan puasa-puasa sunnah, shalat tahajjud, membaca Al Quran, berlama-lama di masjid, menjaga shalat lima waktu dengan berjamaah, rutin berinfaq dan bersedekah serta amalan-amalan lainnya sehingga Allah ridha dan akhirnya kita semua masuk ke surgaNya. Wallahu a’lam

DARLIS MUHAMMAD (REDAKTUR SENIOR MEDIA ALKHAIRAAT)