PALU – Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin merestui untuk mendorong pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aldjufri atau Guru Tua menjadi salah satu pahlawan nasional.
“Guru Tua akan didorong menjadi pahlawan nasional,” kata Wakil Presiden Republik Indonesia ke 13 Ma’aruf Amin, saat menggelar rapat terbatas dengan jajaran PB Alkhairaat dalam rangkaian kunjungan kerja ke wilayah Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (06/01).
Dorongan itu disampaikan Wapres, saat mendengar paparan Ketua Umum Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aldjufri, tentang kondisi salah satu ormas Islam terbesar di Kawasan Timur Indonesia itu.
Habib Ali menyampaikan, pihaknya telah bekerjasama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam menentukan langkah-langkah kongkrit untuk mempercepat dorongan menjadikan pendiri Alkhairaat sebagai tokoh nasional.
Sementara Sekretaris Jendral Alkhairaat, Ridwan Yalidjama mengemukakan, salah satu kendala pengusulan Guru Tua menjadi tokoh nasional dalam beberapa tahun terakhir menyangkut pada administrasi. Karena itu, tim pengusulan yang telah terbentuk telah melengkapi berbagai kekurangan berkas yang berhubungan dengan administrasi untuk pengkajian sebelum ditetapkan sebagai tokoh nasional.
“Dan berkas-berkasnya itu sudah ada, seperti KTP itu bukan masalah lagi karena terhitung sejak memulai perjuangannya di Sulawesi Tengah pada tahun 1930, guru tua secara resmi telah menjadi seorang warga negara Indonesia,” jelas Sekjend PB Alkhairaat itu, Kamis (06/01) malam.
Lebih lanjut, Ridwan menerangkan, nantinya pada kompleks Alkhairaat akan dibangun sebuah menara Guru Tua dengan tinggi 30 meter. Keberadaan menara itu, akan menjadi penanda napak tilas Sayyid Idrus bin Salim Aldjufri, dalam memperjuangkan nilai-nilai pendidikan ilmu agama di Indonesia.
“Tinggi 30 meter itu sebagai tanda bahwa Alkhairaat telah ada disini sejak tahun 1930. Master plannya sudah ada dan akan segera berproses,” tambahnya, Kamis malam.
Ia juga menambahkan dalam pertemuan terbatas itu, pihaknya menyampaikan pada Wapres tentang upaya meningkatkan daya saing di sektor pendidikan, dengan berkonsentrasi pengembangan pada kawasan Barat Indonesia hingga ke Provinsi Aceh.
“Konsep kami sudah matang mengembangkan pendidikan ilmu agama maupun pengembangan pondok pesantren Alkhairaat, dan hal-hal ini kami bahas dalam pertemuan, Wapres menyambut positif rencana kami,” tutur Ridwan.
Diketahui, hingga saat ini Alkhairaat memiliki 50 pondok pesantren, serta 1.700 madrasah pada seluruh tingkatan, dengan total siswa/siswi maupun santrinya tidak kurang dari 15.000 pelajar.
Reporter: Faldi
Editor: Nanang