PALU – Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, menyayangkan harga obat yang notabene bisa jadi penyembuh Covid-19, justru dijadikan jalan untuk mencari keuntungan.
“Saya harap pemerintah pusat melalui kebijakan-kebijakannya lebih mampu menjaga masyarakatnya dengan baik sehingga nilai-nilai obat yang seharusnya, mampu terjangkau. Semoga bisa dicarikan jalan keluar yang diharapkan bisa menjadi solusi terbaik dalam penanganan Covid-19,” harapnya, saat mengikuti webinar nasional yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Pelita Mas Palu, dari ruang kerjanya, Sabtu (11/09).
Ia menceritakan pengalaman saat istri beserta anak-anaknya tertular Covid-19 beberapa bulan lalu, bahkan ibu kandungnya pun sempat positif Covid-19 dan memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
“Ketika tertular Covid-19 yang terjadi adalah kepanikan, karena belum ada hal yang paten dari dunia medis yang bisa dijadikan standar terkait pengobatan yang mampu menyembuhkan dengan baik,” ungkapnya.
Ia bersyukur, kini istri beserta anak-anaknya dan ibu kandungnya sudah sembuh dari Covid-19. Hal ini tidak terlepas dari pemberian obat yang harganya terlampau tinggi.
“Bayangkan obat dari nilai Rp2 juta. Pada saat kita cari kembali harganya tinggal Rp400 ribu. Kalau nilai obat itu tinggi, memang sulit sekali bagi keluarga kita untuk menjangkau itu,” katanya.
Terkait webinar yang bertema “Perkembangan Terapi Covid-19,”, ia menilai sangat baik dan sesuai dengan kondisi hari ini, apalagi sudah satu setengah tahun Indonesia mendapatkan dampak dari Pandemi Covid-19.
“Demikian halnya di Kota Palu. Bahkan dua bulan terakhir kita mengalami lonjakan yang cukup besar sehingga mengantarkan kota kita masuk dalam zona merah dan PPKM level 4,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, ia mengajak STIFA Pelita Mas Palu untuk bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19 dengan menjalankna protokol kesehatan.
Reporter : Hamid
Editor : Rifay