PALU – Wali Kota Palu, Hidayat meminta kepada media agar berimbang dalam memberitakan sesuatu. Dengan begitu, berita yang ditampilkan bisa menjadi media pendidikan bagi pembacanya.
“Mohon maaf, Pemkot tidak alergi untuk dikritik. Pemkot juga sudah menyediakan ruang bila ada masalah, mari kita diskusikan bersama di Forum Libu Todea, bukan teriak-teriak saling menyalahkan, padahal itu menjadi tugas semua komponen di Kota Palu,” kata Hidayat, Sabtu (09/12). Hal itu sebagai bentuk reaksi wali kota atas sorotan kinerja Pemkot oleh sejumlah pihak.
Artinya, tambah Hidayat, bukan hanya Pemkot, semua komponen wajib bersatu dan berbarengan membangun Palu menuju Kota Destinasi.
“Sy tidak mau melihat sisi pro dan kontra dari pemberitaan media. Silahkan dimuat atau tidak pernyataan saya, karena itu hak media. Tetapi, media juga wajib memberikan berita yang mendidik kepada masyarakat, bukan membentuk opini yang kurang baik untuk menimbulkan permusuhan,” tegasnya.
Selain itu, lanjut dia, dalam menjalankan fungsinya, media juga harus menyampaikan informasi yang masuk akal dan rasional.
“Jangan juga nanti so dimuat baru konfirmasi, tetapi tidak apa, yang penting sudah dikonformasi. Intinya, mari kita bangun Masintuvu Kita Maroso, Morabanga Kita Marisi,” ucapnya.
Jika ada masalah, kata Hidayat, bicarakan bersama dalam satu kelambu di Libu Todea dan bukan menyebarkan aib orang ke seluruh pelosok dunia.
“Dan saya kira ini juga dilarang dalam agama. Sekali lagi jangan lagi ada anggapan kami tidak mau dikritik, Pemkot bersedia sharing ataupun mau meluruskan berita,” ucapnya.
Disinggung soal sorotan DPRD setempat mengenai peran Satgas K5 yang dinilai tidak berfungsi dengan baik, menurutnya hal itu adalah persepsi yang harus diluruskan.
Menurutnya, tiap hari laporan Satgas K5 masuk kepadanya, bahkan didukung dengan bukti foto, baik tentang kebersihan dan ketertiban serta keamanan.
“Mereka sudah bekerja siang dan malam menggerakan partisipasi masyarakat pada kebersihan, keindahan, ketertiban, keamanan dan kenyamanan di wilayah kelurahan. Apakah dalam waktu efektif 7 bulan sudah bisa dikatakan tidak berguna, saya tidak sependat dengan pernyataan tersebut. Jangan hanya pintar ngomong, mari kita bersama turun lapangan,” pungkasnya. (HAMID)