PALU – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), menggelar kegiatan peningkatan kapasitas SDM pendamping korban kekerasan pada lembaga penyedia perlindungan perempuan dan anak, di salah satu hotel, di Kota Palu, Jumat sampai Sabtu (18-19 November 2022).
Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan DP3A kabupaten/kota, Satgas dan NGO yang selama ini konsen melakukan pendampingan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Kepala UPTD PPA Sulteng, Patricia Z. Yabi, mengatakan, kegiatan tersebut adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan pelayanan dan pendampingan penyelesaian kasus kekerasan perempuan dan anak di Sulteng.
“Sebab kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini seperti fenomena gunung es. Kasus yang terjadi lebih tinggi daripada yang terlaporkan. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, bagaimana dengan kasus yang masih tersembunyi karena takut dan malu melapor, bagaimana dengan korban yang akses pengaduan layanan yang jauh sehingga bingung hendak mengadu kemana, dan lainnya,” ujar Patricia.
Lebih lanjut Patricia mengatakan, data kekerasan yang dilaporkan ke UPTD PPA Sulteng tahun 2020 sebanyak 54 kasus, tahun 2021 sebanyak 59 kasus, dan tahun 2022 sampai dengan November sudah mencapai 80 kasus.
“Jika kita mencermati peningkatan kasus dari tahun ke tahun tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat semakin sadar dan mau melaporkan kekerasan yang dialami, akses pelaporan semakin mudah serta perilaku melakukan kekerasan semakin tinggi,” tambahnya.
Untuk merespon tingginya kasus kekerasan tersebut, lanjut dia, DP3A melalui UPTD PPA melakukan kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM para pendamping korban kasus kekerasan.
“Selain itu, kesabaran, ketelitian dan berpacu dengan waktu adalah rutinitas sehari-hari yang dilakukan oleh pendamping korban. Kondisi ini membuat pendamping korban sangat rentan dengan persoalan stress sehingga sangat penting bagi mereka diberikan terapi khusus self healing, dengan menghadirkan psikolog klinis sebagai pemateri pada kegiatan ini,” jelas Patricia.
Reporter : Iker
Editor : Rifay