UIN Datokarama Beri Pelatihan Kepemimpinan kepada Mahasiswa Penerima KIP

oleh -
Warek UIN Datokarama, Dr Faisal Attamimi menyampaikan materi dalam pelatihan Soft Skill Leadership Awarness bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah Angkatan 2023. (FOTO: DOK. HUMAS UIN DATOKARAMA)

PALU – Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu terus mengembangkan kapasitas penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, untuk menopang peningkatan kompetensi akademik.

Salah satu kegiatan pembinaan kapasitas yang dilakukan UIN Datokarama kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah angkatan 2023 yaitu pelatihan soft skill leadership awarness.

Pelatihan tersebut telah dilaksanakan oleh UIN Datokarama melalui pengelola Program KIP Kuliah pada tanggal 10 – 11 Agustus 2024, diikuti 300 mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah Angkatan 2023.

“Pelatihan ini diberikan kepada semua mahasiswa penerima KIP Kuliah, dan mahasiswa mencermati dengan baik, kemudian membuat resume dari semua materi yang ada,” kata Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan, UIN Datokarama, Dr Faisal Attamimi, di Palu, Senin (12/08).

Kata dia, pengembangan kapasitas merupakan satu kewajiban yang terus dilaksanakan oleh UIN Datokarama secara berkelanjutan.

Soft Skill Leadership Awarness atau pelatihan kepemimpinan, kata Faisal, merupakan kegiatan pertama dari delapan kegiatan yang akan dilalui oleh mahasiswa penerima KIP Kuliah Angkatan 2023.

“Kegiatan akan dilaksanakan setiap semester,” sebutnya.

Faisal menambahkan, dalam setiap kegiatan akan disisipkan materi mengenai penguatan moderasi beragama, yang bertujuan untuk membentuk mahasiswa UIN Datokarama yang moderat secara pemikiran dan perilaku.

Setiap mahasiswa yang dinyatakan layak dan berhak menerima KIP Kuliah mendapat bantuan beasiswa senilai Rp6,6 juta per semester, mulai semester I hingga VIII atau total Rp52 juta lebih selama delapan semester jenjang S1.

Rektor UIN Datokarama Palu Prof Lukman S Thahir saat memberikan penguatan kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah, mengemukakan, pembentukan kepemimpinan penting dilakukan agar mahasiswa terbiasa untuk mengelola kehidupannya, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan kuliah.

“Dengan demikian akan terbangun integritas mahasiswa yang menjadi salah satu indikator untuk membentuk kepemimpinan,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa siapapun yang menjadi pemimpin, dia makhluk pembelajar, bukan makhluk terpelajar.

“Dengan demikian, seseorang yang dalam jiwanya terdapat jiwa kepemimpinan akan terus belajar. Pembelajar akan terus belajar. Belajar itu bukan proses selesai, melainkan proses berkelanjutan,” ucap Rektor.

Oleh karena itu, ia menekankan kepada mahasiswa agar jangan pernah merasa puas dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang didapat. *