Tim Pendamping Keluarga di Donggala Gencar Cegah Stunting dengan Pendampingan Terpadu

oleh -
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Donggala, Dr. H. Lasamudia. Foto: Istimewa

DONGGALA – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Donggala, Dr. H. Lasamudia, baru-baru ini menjelaskan peran penting tim pendamping keluarga dalam upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut. Tim ini, yang terdiri dari Bidan Desa, Ketua Tim Penggerak PKK atau anggotanya yang ditunjuk, serta kader KB, memiliki tanggung jawab besar untuk mendampingi keluarga berisiko stunting di setiap desa.

Dr. H. Lasamudia mengungkapkan bahwa di Kabupaten Donggala terdapat 693 orang yang tergabung dalam tim pendamping keluarga yang tersebar di 16 Kecamatan. “Mereka mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan, serta bayi di bawah dua tahun,” ujarnya.

BACA JUGA :  Bangun Rumah Dinas Guru Tanpa Bayar Tanah, Warga Balukang II Gugat Kepsek SMA 1 Sojol

Tim pendamping keluarga ini berperan aktif dalam memberikan edukasi mengenai pola asuh yang baik, pemenuhan gizi, serta pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Mereka juga memfasilitasi kunjungan ke posyandu dan memastikan setiap keluarga mendapatkan perhatian yang tepat. Laporan mengenai hasil pendampingan yang dilakukan setiap bulan kemudian dikirim melalui sistem elektronik yang dikenal dengan nama elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil )Laporan ini langsung terhubung ke pusat, memberikan gambaran real-time tentang upaya penurunan stunting di daerah tersebut.

Selain itu, Dr. Lasamudia menekankan pentingnya kerja tim yang solid dalam penanganan stunting. “Kerja tim ini sangat penting. Jika satu anggota tim tidak ada, harus ada penggantinya. Tidak boleh ada celah, karena penanganan stunting bukan sekadar pekerjaan individu, melainkan kerja kolektif yang saling mendukung,” ujarnya.

BACA JUGA :  KPU Parimo Sosialisasikan Tahapan Kampanye

Menurutnya, penanganan stunting berbeda dengan penanganan penyakit, karena stunting bukanlah penyakit, melainkan akibat dari pola asuh yang salah. Oleh karena itu, peran tim pendamping keluarga yang terlatih dan siap turun langsung ke lapangan sangat krusial dalam memastikan keluarga berisiko mendapat perhatian yang optimal.

Dengan adanya tim pendamping keluarga ini, diharapkan angka stunting di Kabupaten Donggala bisa terus menurun, seiring dengan upaya bersama untuk memberikan pola asuh yang lebih baik dan pemenuhan gizi yang tepat bagi ibu hamil dan anak-anak di bawah usia dua tahun.

BACA JUGA :  Ketua FKUB Sulteng Ingatkan Calon Kepala Daerah Berikan Keramahan Dalam Berpolitik

Reporter: IRMA/***