PALU – Pesawat yang mengangkut jemaah haji Sulteng, Kelompok Terbang (Kloter) 05 Embarkasi Balikpapan (BPN), mendarat di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu, sesuai jadwal, Jumat (15/09).
Kedatangan para jemaah haji itu disambut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dan pejabat haji Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng beserta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) setempat di Asrama Haji Transit Palu.
Sempat terlihat raut kesedihan karena jumlah jemaah Kloter pertama di Sulteng itu tidak utuh lagi, sesuai jumlah yang berangkat lalu.
Saat diberangkatkan, jumlah jemaah haji di Kloter ini sebanyak 455 orang, terdiri dari 450 jemaah, ditambah lima petugas Kloter. Namun yang pulang tidak lagi sebanyak itu.
Ketika masih ditanya suci, dua jemaah yang tergabung di Kloter ini, wafat. Keduanya adalah H. Malomoang (63) dan H. Rahman Tang (59). Malomoang wafat tanggal 25 Agustus di Rumah Sakit Alrad Madinah karena sakit dan H. Rahman Tang juga wafat di hari yang sama, namun berbeda rumah sakit, yakni di Rumah Sakit Al-Noor Makkah.
Selain itu, masih ada satu jemaah haji yang ada di tanah suci karena masih menjalani perawatan. Jemaah bernama Suwarni itu terpaksa dirawat inap karena mengalami gangguan kesehatan setelah melakukan puncak Armina.
“Dengan demikian Jama’ah yang pulang hari ini sebanyak 451 orang. Kami mohon doanya semoga jemaah yang dirawat lekas sembuh dan segera kembali ke tanah air,” kata Ketua Kloter 05 BPN, H. Abdul Muluk.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Hidayat Lamakarate turut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada jemaah yang wafat di tanah suci.
Di sisi lain, Sekprov juga memberikan apresiasi kinerja PPIH Sulteng dan segenap petugas haji dan seluruh jemaah yang selalu bekerjasama dengan baik.
Saat ini, lanjut Hidayat, Pemprov bersama Kemenag Sulteng sementara mendorong agar Sulteng bisa menjadi embarkasi mandiri.
“Mari kita bersama-sama mendorong ini karena Bapak Gubernur berkeinginan agar embarkasi itu dapat terwujud di masa jabatannya,” katanya.
Dengan menjadi embarkasi sendiri, maka bisa membawa banyak manfaat bagi jemaah, tidak harus transit di tempat lain sehingga menguras tenaga.
“Saya pahami jemaah pasti capek karena ke Balikpapan dulu. Satu malam disana baru ke tanah suci, begitu juga saat pulang. Itu pasti sangat melelahkan,” tambahnya. (YAMIN)