PALU – Berbagai upaya dilakukan oleh pihak BKKBN dalam mencegah stunting. Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya atau dampak negatif dari perkawinan anak.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Dra. Maria Ernawati, MM mengaku, bahwa peran BKKBN dalam pencegahan stunting melalui intervensi Bina Keluarga Balita (BKB) dan intervensi program Generasi berencana (GenRe).
”Pola pencegahan BKB inilah yang diedukasikan kepada masyarakat terutama kepada pasangan menikah muda,” ucap Maria saat virtual meeting yang dihadiri oleh kurang lebih 100 peserta yang didominasi oleh remaja di Palu, baru-baru ini.
Kata Maria, dari data yang ada, perkawinan anak berpotensi besar menimbulkan stunting, karena ibu dari calon bayi belum matang dalam berumah tangga.
Dijelaskan, melakukan intervensi BKB meliputi penguatan parenting, dan 1000 hari pertama kehidupan, pemberian pendidikan, komunikasi informasi edukasi (KIE), dan pola asuh dalam keluarga, promosi dan konseling Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, pemantauan tumbuh kembang di pos pelayanan terpadu (Posyandu) melalui Kartu Kembang Anak (KKA), dan pemberian edukasi kesehatan reproduksi (Kespro).
Sedangkan inervensi melalui program GenRe meliputi, pendidikan Kespro di sekolah, pemberian edukasi gizi remaja, pembentukan dan penguatan pendidik sebaya/konselor sebaya, baik dari jalur formal maupun informal dan optimalisasi keberadaan PIK-R, baik jalur sekolah maupun masyarakat. (YAMIN)