OLEH: Basrin Ombo*

Ramadhan tinggal menghitung hari, tamu yang agung itu beberapa hari lagi akan meninggalkan kita. Tamu yang kehadirannya dinantikan dan dirindukan oleh semua umat yang beriman, dan kepergiannya pun ditangisi oleh mereka yang beriman, yakni meraka yang hanya mengakui Keesaan Allah SWT. dan mengakui Kerasulan Muhammad SAW.

Mengapa kehadirannya dirindukan dan kepergiannya ditangisi oleh meraka yang beriman…?

Dirindukankarena di dalamnya penuh keberkahan, di dalamnya ditebar kebajikan, di dalamnya terdapat rahmat dan ampunan. Semua orang yang beriman berharap akan mendapatkan keberkahan.

Ditangisikarena takut tidak lagi bertemu dengan keberkahannya, tidak lagi memperoleh kebajikannya, dan tidak lagi mendapatkan amunan dari-NYA.

Bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diwajibkan orang-orang yang beriman untuk berpuasa, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Al-Baqarah/183).

Di bulan ramadhan pula Allah menurunkan Al-Qur’an. Sebuah ironi ketika Allah SWT. telah menerangkan bahwa Al-Qur’an itu sebagai petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang hak dan yang batil, tapi justru kebatilan demi kebatilan masih terus terjadi, kemungkaran masih merajalela, orang tua membunuh bayinya, anak menganiaya orang tuanya, sesama umat manusia saling memusuhi.

Mungkinkan meraka telah menjadikan Al-Qur’an itu sebagai petunjuk…? Mungkinkan mereka telah menjadikan Al-Qur’an itu sebagai pembeda yang hak dan batil…?

Sudahkan kita melakukan perbuatan baik di Bulan Ramadhan ini, seperti shalat tarwih/shalat lail, tadarrus, berzikir, gemar berinfak/bersedekah dan berbagai perbuatan baik lainnya atau malah sebaliknya, jangan-jangan kita hanya menjadi orang-orang yang bersikap pongah, sombong dan congkak, tanpa menghiraukan keberadaannya?

Ketahuilah, sungguh luar biasa nilai kebaikan yang terkandung dalam bulan ramadhan, bahkan Nabi Muhammad SAW. mengungkapkan dalam sebuah hadis: “Sekiranya umatku mengetahui rahasia yang terkandung pada bulan suci  Ramadhan, maka niscaya mereka berharap agar sepanjang tahun dijadikan bulan suci Ramadhan.”

Ramadhan berarti membakar atau mengasah.Setiap orang beriman berharap semua dosa-dosanya akan terbakar habis lalu berganti dengan kesadaran untuk melakukan amal shaleh.

Ramadhan “mengasah” jiwa manusia untuk menjadi jiwa yang paripurna, sebuah hasil yang tentu diinginkan oleh semua orang beriman, yakni mendapatkan gelar “tattaquun”, gelar KHUSUSyang hanya diberikan oleh Allah SWT. hanya kepada orang-orang yangKHUSUS, mereka adalah pilihan Allah SWT., sebagaimana dijelaskan dalam ayat perintah berpuasa.

Kini tamu agung itu akan meninggalkan kita. Hanya secercah pengharapan yang tertancap di dalam jiwa, semoga kerinduan akan berjumpa lagi dengan ramdahan berikutnya akan selalu menjadi asa. ***

*Kepala KUA Kecamatan Lage, Kabupaten Poso