PALU – Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulteng, Abdullah Kawulusan mengatakan, ada sejumlah daerah di Sulteng mengalami rawan pangan. Daerah tersebut yakni, Kabupaten Banggai Kepulauan(Bangkep) dan Tojo Una-una.
Abdullah menambahkan, daerah produsen juga mengalami rawan pangan, yakni Parigi Moutong. Rawan pangan ini diakibatkan akses tranportasi yang cukup sulit.
“Jadi berbicara rawan pangan di Sulteng, karena potensi, mungkin kabupaten kita ini ada daerah-daerah kita rawan pangan, seperti Kabupaten Banggai Kepulauan termasuk Tojo Una-una. Bahkan daerah produsen, seperti Parigi Moutong saya pikir juga seperti itu. Memang yang rawan pangan itu, termasuk juga akses tranportasi sehingga menjadi sulit dijangkau,” kata Abdullah, di sela-sela Kegiatan Hari Pangan Sedunia tingkat Provinsi Sulteng di Palu, Rabu (11/10).
Abdullah menambahkan, untuk itu, pemerintah telah mencangkan sejumlah program unggulan. Program upaya khusus komoditas utama, seperti padi, jagung kedelai (panjala), bawang, dan cabe. Bahkan ada juga upaya khusus sapi wajib bunting (upsus siwab).
Program tersebut nantinya, diharapkan mampu menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat. Meski demikian, ia juga berharap semua pihak bekerjasama.
“Menjadi tanggung jawab bersama mulai pemerintah pusat sampai ke daerah. Kementerian Pertanian, Litbang, termasuk perguruan tinggi menciptakan pangan,” katanya.
Ketika ditanya, soal daerah potensial di Sulteng, dia mengungkapkan, beberapa diantaranya, Kabupaten Banggai, Poso, Parimo, Donggala dan Sigi. “Dan penghasil pangan terbaik di Sulteng, diantaranya, Bangai, Parigi Moutong, Dongala, Sigi, Poso dan disusul Toli-toli,” sebutnya.
Sementara itu, dalam gelaran hari pangan sedunia, pihaknya juga menggelar lomba cipta menu makanan. Lomba tersebut merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat luas terhadap pangan beragam dan bergizi seimbang.
“Lomba menciptakan menu, pemanfaatan pangan ini betul-betul dimanfaat sesuai kebutuhan masyrakat. Dan memasyarakatkan agar menu yang beragam bergizi seimbang ini perlu kita tingkatkan. Lombanya ditingkat kabupaten, provinsi bahkan, bahkan tingkat nasional,” imbuhnya. (NANANG IP)