POSO – Sukses menggelar diskusi dan sekaligus gelar bedah buku berjudul Muhammad Adnan Arsal Panglima Damai Poso di Bima, NTB dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, kini Yayasan Wakaf Amanatul Ummah Poso, kembali menggelar bedah buku di kota Poso, tepatnya di Salah satu hotel di Kota Palu, Sabtu (22/01).
Buku karya Khoirul Anam yang telah menjadi Best Seller di toko buku Gramedia terbitan Elex Gramedia Jakarta itu, menjadi perhatian besar bagi para pemerhati sosial dan politik, serta para akademisi karena muatan yang sangat dalam akan sosok KH. Adnan Arsal dalam menghadapi kondisi konflik yang pernah terjadi di Kota Poso.
Dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Poso, Yasin Mangun saat membuka acara, berharap dengan kehadiran buku tersebut dapat memberikan nilai positif yang dapat dicontoh dari KH. Adnan Arsal, terlebih sebagai tokoh dan orang yang dituakan di Kabupaten Poso.
“Bagi kami Pemda Poso giat bedah buku hari ini sangat penting dan strategis sebagai salah satu bentuk literasi tentang moderasi beragama, khususnya di Kabupaten Poso,” ucap Yasin Mangun.
Sementara itu ustadz Adnan Arsal yang turut dikonfirmasi usai kegiatan bedah buku tersebut mengaku mengapresiasi kepada seluruh pihak terkait, yang telah berpartisipasi hingga suksesnya kegiatan ini.
Dia berharap, dengan selesainya bedah buku tersebut hingga beredar luas, kedepan bisa sama-sama merajut perdamaian, demi kesejahteraan masyarakat di Tanah Poso.
“Diharapkan dengan hadirnya buku bacaan Panglima Damai Poso, masyarakat Poso bisa memetik banyak pelajaran penting, terlebih dikarenakan Poso juga pernah menjadi objek atas sebuah persitiwa konflik horizontal, sehingga tidak lagi terjadi suatu hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat Poso khususnya, dan masyarakat umum secara menyeluruh,” harap Adnan Arsal.
Ditempat yang sama Khoirul Anam selaku penulis buku menyampaikan, buku tersebut berjumlah 266 halaman, yang memakan waktu 1 tahun untuk menyelesaikan penulisan.
Diakuinya, tantangan terberat dalam menulis buku tersebut adalah untuk mendapatkan kepercayaan dari berbagai sumber, dan meyakinkan mereka bahwa tulisan tersebut untuk kebaikan warga Poso dan tidak ada maksud untuk mengungkit masa lalu,sehingga bisa dijadikan pembelajaran perdamaian Indonesia, khususnya di Kabupaten Poso.
“Saya butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan penulisan buku ini,dimulai sejak tahun 2020,dan mulai terbit April 202. Kedepan saya berharap buku ini menjadi dokumen Poso sebagai wilayah yang damai,” tambah Khoirul Anam.
Selain wakil Bupati Poso dan beberapa tokoh agama Islam lainnya, acara tersebut juga dihadiri langsung oleh beberapa narasumber penting yaitu Pdt. Renaldy Damanik, Suwardhi Patih, AKBP Rentrix Riyaldi Yusuf, dan Islah Bahrawi, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia.
Reporter : Mansur
Editor : Yamin