Solar Langka di SPBU Tolai

oleh -
Pertemuan kepala desa se-Kecamatan Torue bersama Polsek, camat dan Babinsa guna meminta penjelasan pihak SPBU terkait kelangkaan BBM jenis solar, di Kantor Desa Purwosari, Rabu (18/03). (FOTO: MAWAN)

PARIGI – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tolai, Kecamatan Torue.

Kelangkaan menjelang masa panen ini membuat pemerintah desa dan pihak kecamatan, Polsek serta Babinsa melakukan pertemuan dengan Kepala SPBU untuk meminta penjelasan.

Kepala SPBU Tolai, Steven, Rabu (18/03), menuturkan, BBM jenis solar sebenarnya tidak mengalami kelangkaan selama ini. Hanya saja, kata dia, ada pembatasan subsidi yang diberikan kepada masyarakat, karena dalam seminggunya hanya 8000 ton saja kecuali hari Jum’at saja yang tidak masuk.

“Kelangkaan BBM diwilayah Tolai ini bersifat temporer saja, hanya waktu-waktu tertentu saja nanti saat panen diluar itu tidak mengalami kelangkaan,” ungkapnya.

Kata dia, untuk menyikapi itu seluruh petani harus melengkapi administrasi berupa rekomendasi Pertamina yang menyarankan pengantar dari desa dan melihat berapa keperluan masyarakat.

Kriteria pemberian BBM jenis solar bersubsidi yang memiliki area persawahan dua henktar diluar itu menggunakan non subsidi, tetapi ketersediaan disini belum ada non subsidi.

“Untuk mengantisipasinya kita menyiapkan tengki dekslike dengan harga Rp. 10 lebih  sebagai pemenuhan kebutuhan petani,” jelasnya.

Ia mengatakan, titik dasar pemberian solar kepada petani adalah desa yang menentukan berapa liter diberikan, dan khusus pengecer untuk tidak diberikan dan harus kepada petani dengan rekomendasi yang dipegang, nantinya pihak SPBU memberikan berdasarkan hal tersebut.

Lanjut, untuk wilayah Tolai memasuki musim panen berapa pun yang diberikan itu tidak akan cukup, apalagi 8000 ton ini itu tidak memenuhi, kalau dihari pertama menuntut untuk mendapatkan seluruhnya itu tidak akan terkafer.

“Kemarin saya melakukan sistem antrian, dengan memberikan kartu kepada mereka, sehingga kedepannya didalam rekomendasi itu kebutuhan petani harus jelas dan ril,” ujarnya.

Ia menyarankan, agar rekomendasi tidak dikeluarkan kepada para pengecer karena tujuan untuk para petani dan nelayan, ini juga kata dia, sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak SPBU ke BPK setiap akhir bulan.

Kepala desa Tolai, I Made Gede Dipayana, mengungkapkan terjadi kelangkaan diakibatkan permainan operator yang mengakibatkan kelangkaan, seperti contoh pengisian solar lebih mengutamakan jerigen ketimbang kendaraan yang saat mengisi di SPBU Tolai.

“Ini kejadian operator terkadang mengisi 10 jerigen terlebih dahulu ketimbang kendaraan, seharusnya dua jerigen pindah kendaran lagi, sehingga tidak akan terjadi kelangkaan,” tutupnya. (MAWAN)