PALU- Antrean kenderaan roda empat merupakan pemandangan lazim, beberapa pekan ini di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Kota Palu. Tak jarang antrian kendaraan ini semakin mempersempit ruas jalan, sebabkan sebagian badan jalan sudah terpakai oleh mobil dump truck, bus dan lain sebagainya ingin mengisi bahan bakar minyak (BBM).
Terkait hal tersebut, Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) VII PT Pertamina (Persero), Laode Syarifuddin Mursali, mengatakan, stok BBM ada. Mungkin saat ini di kalangan masyarakat terjadi panic buying (pembelian karena panik).
Padahal kata dia, aturannya sudah jelas, kenderaan pribadi maksimum 60 liter, kenderaan roda empat orang atau barang 80 liter dan kenderaan roda enam maksimal 200 liter.
“Kalaupun mungkin ada antrean hanya satu atau dua SPBU. Itupun mungkin antrean disebabkan SPBU hanya membuka satu nozelnya. Kalau stok BBMnya lebih dari cukup,” katanya.
Untuk itu kata dia, pihaknya akan melakukan croscek di lapangan apa permasalahan di SPBU tersebut. Selain itu, pihaknya berkoordinasi dengan orang-orang di lapangan, untuk tidak mengisi kendaraan yang melebihi kapasitas tangki manual booknya.
“Sebab kita hanya melayani kendaraan sesuai manual booknya. Misalnya, mobil Avanza, isi kapasitas tangkinya hanya 60 liter,” katanya.
Apabila diisi lebih dari kapasitas tersebut, berarti ada indikasi tangki kendaraan tersebut dimodifikasi. Begitupun halnya pengisian lewat jerigen, agar petugas SPBU tidak melayani pengisian jerigen, kecuali diperuntukan UMKM. Tentunya juga punya batasan serta aturan seperti menunjukan surat rekomendasi dinas terkait.
Berkaitan adanya menjamurnya pengisian Pertamini, Laode mengatakan, Pertamini bukan lembaga penyalur resmi, mereka sama dengan penjual bensin-bensin eceran.
Ia pun mengaku tidak mengetahui darimana Pertamini tersebut mendapatkan BBMnya.
Reporter: Ikram
Editor: Nanang