Sekjen MARS Sebut Palu Gemparkan Indonesia

oleh -
Kasubid Ketahanan Seni dan Budaya, Kemendagri, Eli Yuniarti bersama Sekretaris Agung MARS Indonesia, Hari Ichlas Majo Lelo Sati. (FOTO: MAL/HAMID)

PALU – Mungkin sebagian besar masyarakat Kota Palu hanya mengetahui bahwa terlaksananya Pekan Budaya Indonesia (PBI) III bertema “Revitalisasi Nilai-nilai Budaya dalam Kerangka Keutuhan NKRI tahun 2017” adalah difasilitasi langsung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) setempat. Mengingat, ajang tersebut adalah kegiatan yang dirangkai dalam Pesona Palu Nomoni (PPN).

Ternyata, even nasional tersebut difasilitasi oleh Majelis Agung Raja Sultan (MARS) Indonesia.

“Ini adalah Palu Kegemparan untuk Indonesia. Terus terang saya tidak menyangka dan bertanya-tanya, ada apa sebenarnya di Palu yang boleh dibilang sebuah kota kecil, namun mampu mengumpulkan raja dan sultan seperti saat ini. Namun setelah saya amati, ternyata wali kota dan gubernurnya sangat mensuport,” kata Sekretaris Agung MARS, Hari Iclas Majo Lelo Sati usai pembukaan kegiatan dialog nasional, di salah satu hotel, Selasa (25/09).

BACA JUGA :  Dinas Perpustakaan Kota Palu Usulkan Semua Lingkup Pendidikan Gunakan Srikandi

Hari menambahkan, dalam dialog nasional, pihaknya diberi kepercayaan menghadirkan organisasi raja-raja dari seluruh Indonesia. Namun kali ini diakui belum ful alias masih dibatasi.

“Jadi kehadiran para raja dan sultan ini berdasarkan radiogram yang dari Kemendagri kepada Gubernur di seluruh Indonesia melalui wali kota. Jadi daerah yang memiliki anggota MARS wajib mengirimkan utusannya dalam dialog ini,” paparnya.

Generasi kelima keturunan Imam Bonjol itu menyatakan, dialog itu adalah sebuah penghormatan terhadap raja-raja di Sulawesi dan sebagai upaya membangun nilai kearifan lokal, kemudian dirumuskan ke kancah nasional.

BACA JUGA :  Peringati HKN, PDGI Cabang Palu akan Gelar Kegiatan Bakti Sosial

“Adapun keterlibatan sejumlah kementerian adalah bentuk keseriusan membangun nilai-nilai tersebut,” katanya.

Sementara Kepala Sub Bidang (Kasubid) Ketahanan Seni dan Budaya, Kemendagri, Eli Yuniarti, menuturkan, MARS merupakan gabungan organisasi raja, sultan, pegadang, datuk, dan pelingsir yang menjalin hubungan kemitraan dengan pemerintah.

“Kita berharap sebuah peradaban terwujud di abad ini. Bersama raja-raja dan pemerintah daerah kita akan kembalikan nilai-nilai luhur itu. MARS lahir karena kebutuhan untuk menyejukkan negeri ini. Negeri ini tidak akan merdeka jika raja-raja terdahulu tidak memberi dukungan kepada Soekarno ketika itu,” ungkapnya.

Dia menambahakan, kehadiran MARS dalam dialog nasional itu adalah bentuk kecintaan terhadap keutuhan dan kedaulatan NKRI,

BACA JUGA :  Kalla Campus Talks Hadir di Palu, Mahasiswa Untad Berkolaborasi dalam Program Hackathon

“Momen ini sangat pas untuk mengembalikan nilai-nilai luhur pada lembaga adat agar dibangkitkan kembali peranannya di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (HAMID)