Satgas Covid-19 dan Disdikbud Parimo Saling “Gantung” Terkait PTM Terbatas

oleh -
Kepala Sekretariat Tim Satgas Penanganan Covid-19 Parimo, Idran, ST . (FOTO : media..alkhairaat.id/Mawan)

PARIMO – Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parigi Moutong (Parimo), Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) saling menggantung terkait penetapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru, tanggal 12 Juli nanti.

“Kami sudah sampaikan kepada kepala Disdikbud, kalau berkeinginan melakukan pembelajaran tatap muka, buatkan dulu petunjuk teknisnya, seperti apa modelnya. Kami menunggu itu dari dinas,” ungkap Kepala Sekretariat Tim Satgas Penanganan Covid-19 Parimo, Idran, ST ditemui, Selasa (06/07).

Ia mengatakan, memang awalnya pembelajaran tatap muka, sedianya akan dilaksanakan pada bulan Juli ini. Namun dalam perkembangan Covid-19 saat ini, Gubernur Sulteng melalui juru bicaranya, mengimbau untuk melakukan penundaan PTM terbatas hingga 2 Agustus mendatang.

Berdasarkan hal itu, pihaknya belum mengeluarkan rekomendasi terkait PTM tersebut untuk wilayah Kabupaten Parimo. Sebab, dalam rapat koordinasi kemungkinan akan dilaksanakan bersama dinas terkait usai penundaan yang diinstruksikan oleh Gubernur.

“Pelaksanaan ujian semester kenaikan kelas yang dilaksanakan secara tatap muka beberapa waktu lalu, tidak dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengeluarkan rekomendasi itu sesuai hasil evaluasi kami,” terangnya.

Ia menjelaskan, pelaksanaan ujian semesnter itu dilakukan hanya dengan skala kecil, karena peserta yang mengikuti ujian hanya siswa kelas tiga untuk tingkat SMP, dan kelas empat, lima dan enam untuk tingkat sekolah dasar.

Untuk itu, pihaknya menunggu petunjuk teknis atau metode yang akan digunakan Disdikbud Parimo, dalam pelaksanaan PTM terbatas. Hal itu nantinya, akan dijadikan pertimbangan pihaknya, dalam mengambil keputusan yang menjamin tidak akan terjadi penyebaran corona.

“Kalau kemarin ujian itu, hanya khusus kelas tiga saja, karena skalanya kecil mudah dipantau. Terus yang kedua, Disdikbud membuat tahapan pembelajar, sehingga siswa mudah diatur. Tapi kalau pembelajaran seperti biasanya skalanya cukup besar, itu mengkhawatirkan kami,” tutupnya.

Reporter : Mawan
Editor : Yamin