PALU- Debat ketiga calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah yang dilaksanakan oleh KPU Sulteng, dengan topik Penyelarasan dan Konektifitas Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah, memunculkan pemandangan menarik. Adalah, pertanyaan calon wakil gubernur Sulaiman Agusto Hambuako, kepada dua pasangan rivalnya, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri dan Anwar m- Reny Ladjido.
“Kawan-kawan jurnalis meminta klarifikasi utuh ‘sentilan’ Agusto soal pertanyaan Narkoba, korusi dan teroris kejahatan luar biasa; extra ordinary crime kepada paslon nomor urut 1 dan pertanyaan ke Paslon nomer dua tentang perlunya visi dan misi memberi perhatian pada perempuan. Maka pagi ini, 19 Nopember 2024 Pusat Data, IT dan Media Sangganipa mengeluarkan rilis resmi ,” ujar Andono Wibisono.
Saat diberi kesempatan bertanya ke Paslon 01 Ahmad Ali dan Abdul Karim Aljufri, Cawagub Agusto menanyakan, “apa tindakan atau kebijakan bila nanti menjadi pemimpin di daerah terkait dengan narkoba, terorisme dan korupsi?”
Namun Ahmad Ali, saat menjawab itu bereaksi dengan nada emosional. Ahmad Ali menyatakan isu soal teroris pada dirinya merupakan isu murahan, isu selalu dibuat lima tahunan, bahkan ia meminta bukti kalau terlibat terorisme di Poso. ‘’Buktikan kalau tuduhan saya terlibat teroris!” tekannya.
Pusat data, IT dan Media Sangganipa memberi keterangan, bahwa tidak ada niatan pertanyaan Mayjen (purn) TNI AD Agusto seperti yang dijelaskan Paslon 01. Bahkan nada Ahmad Ali yang menyebut Agusto sebagai orang TNI masa tidak memahami soal konflik Poso itu out of konteks dari konten pertanyaan.
‘’Yang diminta Pak Agusto kan jelas. Apabila anda terpilih sebagai pimpinan daerah apa tindakan soal soal narkoba, terorisme dan korupsi. Pertanyaan general kok itu. Tidak spesifik konflik Poso saja. Sederhana saja,’’ tulis rilis Andono.
Demikian juga soal pertanyaan ke Paslon nomor dua, terkait perhatian atau titik tekan komitmen pada perempuan. Agusto mengaku tidak menemukan pada misi, program dan rencana aksi mereka. Hal itu ditanyakan sesuai segmen yang disampaikan dari moderator. Tidak ada upaya menyindir hal yang sedang viral di sosial media atau apapun.
‘’Tidak ada maksud menyindir soal perhatian ke perempuan pasangan calon nomer dua. Walau di sosial media lagi dipersoalkan. Kami tidak fokus begitu – begitu. Ya silahkan berandai-andai. Tapi bukan ke sana,’’ kata Andono.
Akan tetapi menurut Andono, Agusto bukan hanya jenderal TNI biasa. Dia mantan panglima komando daerah militer yang mengurusi dua provinsi di Kalimantan. Sebagai panglima lapangan pasti paham memancing keluar musuh bila di medan perang. Kapan waktunya makan, kapan tidur dan kapan keluar mencari makanan.
‘’Ya namanya saja jenderal tentara bos. Pasti akan piawai menguasai forum debat seperti itu. Pasti memahami psikologis lawan debatnya. Dan berhasil,’’ katanya.
Reporter: IRMA/***