RSUD Anuntaloko Parigi Diduga Lalai, Lima Pasien Meninggal Kehabisan Oksigen

oleh -
RSUD Anuntaloko Parigi. (FOTO: MAWAN)

PARIMO – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi, diduga lalai dalam penanganan terhadap pasien Covid-19, sehingga mengakibatkan lima pasien meninggal dunia karena kehabisan oksigen.

“Ini bisa disebut kelalaian, karena pihak rumah sakit sudah tahu sejak kemarin stok oksigen berkurang. Tapi kenapa nanti benar-benar habis baru mau ambil oksigen di Palu, akhirnya sudah ada pasien meninggal. Pemesanan oksigen juga dilakukan dihari libur serta tidak ada pengantaran,” ungkap salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya kepada sejumlah media, Ahad (08/08).

Ia mengaku sangat mengetahui persis kondisi rumah sakit, di mana stok oksigen sangat minim karena meningkatnya jumlah pasien Covid-19. Padahal, pihak rumah sakit mengetahui kebutuhan oksigen setiap pasien dalam sehari.

BACA JUGA :  Protes Kebijakan Plt Bupati Poso, Aliansi CPPPK Minta DPRD Gunakan Hak Interpelasi

Ia menilai, terjadi kesalahan koordinasi penanganan pasien, sehingga banyak hal-hal tidak tertangani dengan baik.

Ia berharap, ada langkah antisipasi yang dilakukan pihak rumah sakit agar tidak terjadi kekurangan oksigen. Semisal, meningkatkan jumlah stok oksigen melebihi dari kebutuhan pasien.

“Pasien Covid-19 dengan gejala kritis rata-rata mereka menghabiskan oksigen hingga 2 tabung dalam sehari. Pasien yang ditangani sekitar 75 orang, tapi stok oksigen terbatas. Ini kan jelas rumah sakit tidak siap tangani pasien,” jelasnya.

Wakil Direktur Bidang Pelayanan Kesehatan, RSUD Anuntaloko Parigi, dr. Rustam Manga, mengaku tidak bisa menanggapi hal itu.

Menurutnya, untuk mengetahui penyebab meninggalnya pasien, harus ada penjelasan lebih dulu dari dokter yang menangangi para pasien.

BACA JUGA :  Pelatihan Bendahara Dana BOS, Sekprov: Temuan Banyak Dana Bos Bermasalah

“Kami sudah agendakan rapat besok terkait persoalan pasien meninggal ini,” katanya.

Ia menambahkan, lima pasien meninggal itu diketahuinya dengan kondisi gejala kritis, dan dinyatakan meninggal dunia. Hanya saja, satu dari lima orang keluarga pasien menolak jenazah dimakamkan secara protokol kesehatan.

“Tanggung jawab kami untuk pemulasarannya empat orang pasien. Satu pasien warga Ampibabo meninggal sudah dibawa keluarganya,” tutupnya.

Ia menepis anggapan bahwa pihak rumah sakit mengalami kehabisan stok. Namun, kata dia, ketersediaan oksigen sempat menipis pada Sabtu 7 Agustus 2021, sejak alat pengisi oksigen mengalami kerusakan.

BACA JUGA :  Komisi B DPRD Kota Palu Raker Evaluasi Anggaran 2024 dan Proyeksi 2025

“Ketersediaan oksigen sangat bergantung ke pihak penyedia di Kota Palu,” katanya.

Reporter : Mawan
Editor : Rifay