PALU – Rumah Sakit (RS) Samaritan Palu dianggap tidak layak sebagai rumah sakit referensi, khususnya untuk melakukan persalinan. Selain kemampuan tenaga medis dan dokter ahli yang masih terbatas, rumah sakit swasta yang berdiri megah di Jalan Towua itu juga tidak bisa memiliki vaksin hepatitis guna mencegah penularan penyakit tersebut, dari ibu kepada bayinya. Rumah sakit ini angkat tangan alias menyerah dan terpaksa merujuk pasien ke rumah sakit milik pemerintah, Undata atau Anutapura.
Hal ini dialami seorang ibu rumah tangga, S (29) yang menjalani persalinan di rumah sakit tersebut.
S merupakan pasien tetap dokter ahli kandungan bernama dr Melda yang juga salah satu tenaga dokter di RS Samaritan.
Pasien S kepada media ini, Jumat (18/08), menuturkan, pada Rabu malam, dia bersama suaminya memeriksakan kandungan ke dr Melda yang membuka praktik di Jalan Monginsidi. Kala itu, dokter sudah memprediksi usia kandungan sudah cukup dan disepakati untuk dilakukan tindakan operasi caesar dan ikat kandungan (tubektomi).
Bermodalkan catatan kecil, malam itu juga, pasien dan suaminya memutuskan masuk di RS Samaritan. Bidan di rumah sakit tersebut menyampaikan bahwa operasi dilakukan Kamis pagi. Bidan bahkan telah meminta agar pasien berpuasa dan sudah dipasangkan selang infus dan kateter, lengkap dengan dua kantong darah.
Namun sampai Kamis siang, tindakan operasi tak kunjung dilakukan. Secara tiba-tiba, bidan yang bertugas tiba-tiba menginformasikan pembatalan operasi. Pembatalan itu atas petunjuk dr Melda, bahwa RS Samaritan tidak kompeten melakukan tindakan caesar karena pasien terdiagnosa mengidap hepatitis B. Pasien pun langsung dirujuk ke RSUD Undata.
“Seenaknya saja, setelah semua tindakan kepentingan caesar sudah dilakukan. Itu karena RS tidak memiliki vaksin imunitas untuk janin,” tuturnya.
Tak sampai disitu, untuk rujukan pun, pihak rumah sakit masih membebani pasien untuk membayar biaya ambulance sebesar Rp150 ribu.
Sampai di RS Undata pukul 12.00 Wita, petugas medisnya langsung mendapat informasi mengenai prosedur mendapatkan vaksin hepatitis. Sehari setelah itu, yakni Jumat (18/08), pasien pun bisa menjalani operasi caesar setelah sebelumnya dilakukan observasi.
“Padahal semua rumah sakit itu bisa. Begitu memang di Samaritan pak. Katanya rumah sakit hebat,” ujar seorang petugas penerima rujukan di RSUD Undata.
Sebenarnya, pemberian vaksin hepatitis dilakukan setelah bayi berhasil lahir. Vaksin itu juga bisa diperoleh secara gratis di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu. Cukup melengkapi syarat berupa KTP suami Istri dan rujukan dari rumah sakit.
“Obat yang tersedia di Dinkes diberi secara gratis karena memang sudah menjadi program pemerintah dalam pencegahan hepatitis. Semua rumah sakit bisa pak, mungkin di Samaritan tidak tahu hal ini,” kata salah satu pegawai di Dinkes Palu, Made Suryati.
Namun, kata dia, kasus yang dialami S dengan bayinya, memang diperlukan obat khusus imunitas bagi bayi. (HAMID)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.