Menanti Insan Mulia yang Mengerti Arti Rintihanmu

oleh -
Bayi Afnaf Alkatiri sedang menjalani perawatan di Ruang Teratai, Kelas III, RSUD Undata Palu, Senin (12/06). (FOTO: MAL/NANANG IP)

Dia belum tahu mengucap kata sakit, dia pun belum bisa meneriakkan kalimat “perih mama”. Tapi rintihan dan tangisan menyayat hati itu sudah cukup melukiskan, betapa perih, betapa sakitnya luka itu.

Bercak darah nampak menembus perban yang menutup luka besar di leher belakangnya.

Luka itu yang dirintihkan Afnaf Alkatiri selama berhari-hari. Jika boleh memilih, tentu luka itu belumlah pantas diderita bayi berumur dua bulan yang baru saja divonis dokter mengidap Penyakit Sepsis.

Kata wikipedia, penyakit ini adalah keadaan saat tubuh bereaksi hebat terhadap bakteri atau mikroorganisme lain dan berhubungan dengan adanya infeksi oleh bakteri. Bila tidak segera diatasi, sepsis dapat menyebabkan kematian penderita.

Kini, dia sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Undata Palu, tepatnya di Ruang Teratai, Kelas III.

Pihak rumah sakit telah mengambil tindakan mencuci luka Afnaf dan dibalutkan perban.

“Supaya dijaga sterilisasinya. Belum dikabarkan kapan operasi karena baru  masuk satu hari. Yang jelas dia masih merintih kesakitan. Nanti kami akan informasikan lagi kondisinya,” demikian penuturan seorang Relawan One Care Palu, Budi Setiawan, kepada MALonline, di RSUD Undata, Senin (12/06) siang.

Pihaknya mendapatkan informasi penyakit yang diderita bayi Afnaf dari media sosial, beberapa hari lalu. Kemudian, mencari tahu tempat tinggalnya yang diketahui beralamat di BTN Tinggede.

Mereka mengaku sangat prihatin ketika menemukan kondisi Afnan Alkatiri. Di bagian lehernya terus mengeluarkan darah, sehingga pihaknya memaksa keluarga agar segera membawanya ke rumah sakit.

“Pada pukul 07.00 malam, ternyata kita melihat kondisi adik Afnaf tidak memungkinkan lagi, ada darah di leher bercucuran disebabkan pendarahan, lalu kita berinisiatif bersama orang tuanya untuk membawa ke Undata,” kata  Budi Setiawan.

Di awal, kata dia, kulit bayi itu hanya terdapat benjolan seperti bisul kecil, namun semakin hari semakin bertambah besar dan mengakibatkan luka. Sebab, kata dia, virus yang ada sudah menyebar ke dalam jaringan darah.

“Kita melakukan pendampingan untuk donasi, supaya bisa membantu biaya pengobatan bayi ini karena tidak mengunakan BPJS. Biayanya mencapai puluhan juta. Sekarang sudah ada dana terkumpul dan Alhamdulillah donasi masih berjalan terus. Ada dari organisasi kemanusiaan ODOJ, One Care, IZI, Hijaber, dan masayarakat luas,” tuturnya.

Saat media ini, pihak keluarga, khususnya ibu sang bayi belum bisa dimintai keterangan karena kondisi psikologi melihat buah hatinya yang merintih kesakitan. (NANANG IP)