Respon Keluhan Masyarakat, Senator ART Reses di Luwuk Banggai

oleh -
Anggota DPD RI,ART Tinjau Bendungan Jebol ,Desa Toili, Banggai, Kamis (09/3) (FOTO : Istimewa)

BANGGAI – Anggota Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), Abdul Rachman Thaha kembali melakukan kunjungan kerja ke Desa Arga Kencana, Kecamatan Moilong, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Kunjungan kerja dalam rangka reses selama beberapa hari di Luwuk Banggai tersebut untuk mendengarkan langsung aspirasi masyarakat terkait bendungan Sungai Desa Toili yang jebol sejak tahun 2019 silam, namun tidak kunjung diperbaiki oleh pemerintah daerah setempat.

Anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya menyampaikan, kunjungan kerja reses di Luwuk Banggai tepatnya di Kecamatan Moilong, Desa Arga kencana adalah untuk menerima aspirasi langsung dari masyarakat terkait  sungai Toili yang bendungannya jebol sejak tahun 2019.

BACA JUGA :  Kades: Risnawati, Anggota DPRD Sulteng Pertama yang Lakukan Reses di Desa Timbolo

Menurutnya, dari keterangan warga, saat bendungan jebol mengakibatkan sungai tersebut meluap dan banjir yang sangat luar biasa debit air mencapai 1 hingga 2 meter yang sampai saat belum diperbaiki oleh pihak pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi Sulawesi Tengah.

“Saya sengaja langsung turun untuk meninjau langsung dan sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat setempat terkait bendungan yang jebol dan belum ada perhatian dari Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah,Sungai tersebut menjadi harapan para petani sehingga saya dorong harus segera diperbaiki,”ungkap Rachman Thaha,Jumat (10/03).

BACA JUGA :  Semarak Hari Jadi Nasana dan HUT ke-79 RI Diisi dengan Safari Literasi di Sigi

Rachman Thaha yang lebih akrab dengan sapaan ART menambahkan jika dari keterangan warga, sungai tersebut ternyata berfungsi untuk pengairan persawahan warga petani di dua kecamatan,dan bisa mengairi 4450 Ha persawahan warga petani,dengan debit pengairan dijatah per 9 hari baru dibuka pintu ke lahan pertanian/persawahan itu pun di beri jangka waktu per 2 hari ke masing-masing pintu pengairan.Diakuinya,dengan pembagian jatah air seperti itu, para petani sangat risau dengan gagal panen jika debit air seperti ini bahkan terkadang terjadi konflik antar warga hanya karena pegaturan pembagia debit air yang tidak merata

“ini harus segera diatasi oleh pemerintah Pusat terlebih khusus adalah pemerintah pronpinsi, insyallah aspirasi masyarakat ini segera saya akan sampaikan kepada pihak terkait yang menangani persoalan normalisasi sungai,”harapnya.

Dihadapan warga,ART sangat menyesalkan tidak adanya perhatian dari Pemerintah untuk segera melakukan perbaikan bendungan sementara hal tersebut  sangat  mempengaruhi program pemerintah pusat itu sendiri sektor pertanian/pangan.Diakui bahwa sektor pertanian khususnya di Kecamatan Moilong ini perlu mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah pusat terkhususnya pemerintah Propinsi, karena sektor pertanian merupakan penggerak dari roda prekonomian.

BACA JUGA :  Sambut Pilkada, Polda Sulteng Gelar Doa Bersama Lintas Agama

Reporter : Mansur
Editor : Yamin