PALU – Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof. Mahfudz menitipkan aspirasinya kepada anggota Komisi X DPR RI, Sakinah Aljufri untuk disuarakan di tingkat pusat. Aspirasi tersebut terkait dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Untad yang sangat membebani mahasiswa.
“Saya sangat ditekan oleh mahasiswa untuk menurunkan UKT karena sangat membebani mereka. Kami juga akan terbebani ketika kami mengakomodasi kira-kira di atas 50 persen anak-anak kita ini kategorinya tidak mampu, itu mungkin hal yang saya sampaikan ke ibu,” ujar Rektor Mahfudz kepada Sakinah Aljufri, di ruang kerjanya saat penyerahan beasiswa kepada tujuh mahasiswa Untad, pekan lalu.
Mahfudz mengatakan, jika memungkinkan, dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) untuk Untad juga perlu ditingkatkan. Menurutnya, BOPTN merupakan konpensasi untuk berusaha mengakomodasi mahasiswa-mahasiswi yang ada di Untad saat ini.
Menurut Mahfudz, selama ini sistem pembagian BOPTN tidak proporsional, perguruan tinggi yang sudah maju, bahkan lebih banyak BOPTN-nya yang diberikan.
“Mudah-mudahan dengan pola menteri sekarang ini bisa sepakat dengan ibu, karena kemarin pola pikir mereka berdasarkan status perguruan tinggi itu, bahwa yang tidak terakreditasi A dan punya prestasi-prestasi yang luar biasa, itu yang diberi reward dalam bentuk BOPTN. Bayangkan kalau kami harus memberikan UKT hanya Rp500 ribu, semua mahasiswa menuntut begitu. Kasihan Untad ini, padahal Untad hanya tergantung pada dana BOPTN itu,” terangnya.
Menurutnya, Untad kampus yang sangat terdampak bencana, termasuk mahasiswa. Sehingga kemampuan mahasiswa untuk melanjutkan studi sangat sulit.
“Saya harapkan ibu Sakinah membuktikan bahwa beliau adalah wakil dari Sulteng. Saya berterima kasih untuk itu,” tutupnya.
Menanggapi itu, Sakinah berjanji akan berupaya menyampaikan aspirasi yang disampaikan masyarakat Sulteng, termasuk apa yang baru saja dititipkan Rektor Untad. (YAMIN)