PALU – Razia vaksin di beberapa titik di Kota Palu dikeluhkan warga, menyusul razia vaksin boster yang dilakukan oleh polisi terkesan pemaksaan, sehingga tindakan tersebut dinilai kurang persuasif dan kurang nyaman.
Yanti warga Talise mengatakan, semestinya razia vaksin boster tidak harus dipaksakan, karena kondisi kesehatan setiap orang tidak sama. Harusnya, yang divaksin yang benar-benar kondisi kesehatannya baik.
“Kemarin anak saya melintas di Polsek Palu Barat kena razia vaksin, aparat di sana melakukan paksaan kepada anak saya untuk melakukan vaksin boster. Meski tidak jadi divaksin tapi kenapa harus dipaksa. Sudah diberi tahu ada riwayat asma, harusnya pak polisi percaya, karena anak belakangan ini sering kambuh asmanya. Boleh saja divaksin saya tidak pernah menolak, yang penting ada surat keterangan dari dokter yang menyatakan anak saya bisa divaksin. Bagaimana kalau kemarin anak saya divaksin terus kejang-kejang apa aparat mau bertanggung jawab,” ujar Yanti kepada MAL Online, Rabu (8/6).
Di tempat terpisah juru bicara Covid 19 Adiman Rajagukguk mengatakan, pemberian vaksin tahap 3 atau boster masih terus dilakukan, di Sulteng penyaluran vaksin boster masih rendah. Untuk itu pemerintah bersama TNI Polri melakukan pemberian vaksin dengan cara membuka gerai vaksin di beberapa titik.
“Posisi PPKM di Sulteng saat ini berada di level dua. Penyaluran vaksin boster di Sulteng masih sangat rendah. Kasus covid masih tercatat enam kasus. Harusnya kalau melihat kasus tersebut Sulteng berada di level satu, tetapi karena pemberian vaksin boster dan vaksi anak sangat rendah sehingga Sulteng saat ini masih berada di level dua,” ujar Adiman Rajagukguk.
Menurutnya, pemerintah provinsi terus berupaya meningkatkan penyaluran vaksin boster dan vaksin anak , di mana saat ini Gubernur Sulteng Rusdy Mastura bersama Pangdam XIII Merdeka dan Rombongan ,berada di Kabupaten Banggai Laut guna meninjau Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Rabu (8/6).
Reporter: Irma
Editor: Nanang