PALU- Ratusan penyintas Petobo mematok lahan lokasi Hunian Tetap (Huntap) Satelit Petobo, terletak di Jalan HM Soeharto, Kota Palu, Ahad (12/4).
Aksi pematokan yang dimulai pukul 08.00 pagi tersebut, dilakukan warga sebab menolak surat edaran Walikota untuk relokasi ke Huntap di kelurahan lain.
Salah satu penyintas Cikal mengaku, dia hanya ingin tinggal di Petobo, dan membangun Huntap di lokasi itu. Karena nilainya di Petobo masih terdapat tanah mereka.
” Sedangkan lokasi Huntap Talise saja bermasalah, masa tanah di kampung sendiri tidak bisa diuruskan kalau bermasalah,” ujar Cikal saat dihubungi di Palu Ahad (12/4).
Dia mendapatkan informasi bahwa, tidak akan ada Huntap dibangun di lokasi Satelit. Maka dari itu warga mematok lokasinya.
Pemerintah memberikan pilihan kepada merekau ntuk memilih diantaranya huntap Tondo, Talise atau Mandiri. “Sementara huntap mandiri , tidak ada air dan listrik,” katanya.
Mereka tidak akan berpindah, sekalipun diuruskan dan mereka akan tetap tinggal kendatipun tinggal di lokasi likuifaksi.
” Kalaupun nantinya dilarang, lokasi yang dipatok saat ini, kami akan turun tinggal dilokasi likuefaksi,” katanya.
Ia menyebutkan setiap kepala keluarga (KK) yang mematok lahan di lokasi Huntap Satelit Petobo luasnya 12 meter X 20 meter.
Penyintas lainya Muliati mengaku sebelum melakukan pematokan lahan, hal ini telah lebih dulu dilaporkan kepada Lurah Petobo pada saat rapat.
“Bahwa area 800 meter tersebut tetap akan dipertahankan sebagai lokasi huntap,” katanya.
Saat ltu, kata dia, Lurah mengarahkan untuk relokasi mandiri, sementara sudah tidak punya lahan sama sekali.
” Kami tetap ingin lokasi huntap di lahan 800 meter ini,” tekannya.
Sementara Lurah Petobo Alfin dihubungi digawainya tidak aktif dan chat belum dibalas. (Ikram)