BELEM, BRASIL – PT Vale Indonesia Tbk, bagian dari Mining Industry Indonesia (MIND ID) menyampaikan narasi kuat mengenai perjalanan Indonesia menuju masa depan rendah karbon.

Pada forum perubahan iklim terbesar dunia, di Belem, Brasil, PT Vale menegaskan bahwa posisi Indonesia bukan hanya sebagai pemasok utama nikel global, namun sebagai pemimpin dalam pengembangan mineral kritis berkelanjutan.

Dalam sesi talk show “Emerging Technologies to Respond to Climate Change” di Paviliun Indonesia pada COP30, PT Vale memaparkan bagaimana teknologi, praktik pertambangan yang bertanggung jawab, serta kemitraan hilirisasi strategis, khususnya dengan Huayou Indonesia, sebagai babak baru ekosistem baterai kendaraan listrik.

Sesi tersebut mempertemukan panel terkemuka yang mewakili rantai nilai industri nikel Indonesia.

Diskusi dibuka oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui sambutan video dari Hanifah Dwi Nirwana, Plt. Deputi Bidang Pengelolaan Limbah, Limbah B3, dan Bahan Berbahaya.

Hanifah menekankan komitmen Indonesia memperkuat tata kelola lingkungan sebagai fondasi transformasi industri.

Hal tersebut dilanjutkan oleh Amsor, Direktur Pengelolaan Limbah B3 dan Non-B3, yang menyoroti pentingnya integritas regulasi, peningkatan transparansi, serta keselarasan dengan standar keberlanjutan internasional untuk mewujudkan agenda industri hijau nasional.

Dari sisi industri, Budiawansyah, Direktur dan Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale, memaparkan ambisi iklim perusahaan secara lugas.

Ia menekankan bahwa operasi PT Vale di Sorowako tengah menjalani transformasi teknologi signifikan untuk mencapai penurunan emisi absolut 33% pada 2030 serta penurunan intensitas karbon produk nikel sebesar 50%, target ambisius yang didorong oleh inovasi seperti heat recovery, pemanfaatan off-gas, optimalisasi ore dewatering, serta elektrifikasi infrastruktur pemrosesan.

Kata dia, inisiatif ini tidak hanya menurunkan emisi, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasi yang diproyeksikan menghasilkan penghematan energi dan penurunan CO₂ yang signifikan setiap tahun. Bagi Budiawansyah, dekarbonisasi bukan slogan, tetapi mandat organisasi.

“Pesan kami di COP30 sangat jelas. Pertumbuhan yang bertanggung jawab dan selaras iklim merupakan pilar strategi kami. Melalui inovasi dan kolaborasi, termasuk kemitraan hilirisasi strategis dengan Huayou, kami berkomitmen menghadirkan nikel rendah karbon yang memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan global,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan oleh Stevanus, Director of Public Affairs Huayou Indonesia. Ia menegaskan bagaimana inovasi teknologi Huayou tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mengurangi emisi karbon secara signifikan.

“Inovasi teknologi baru sedang kami implementasikan pada proses hidrometalurgi lanjutan—mulai dari waste heat recovery yang dapat memenuhi lebih dari 70% kebutuhan listrik proyek, self-flow ore slurry, solidifikasi CO₂, elektrifikasi, hingga pemanfaatan kembali limbah,” ujar Stevanus.

Dengan itu semua, kata dia, pihaknya dapat menurunkan lebih dari 2 tCO₂e per ton nikel.

Ia menambahkan, kemitraan PT Vale–Huayou mencerminkan misi bersama untuk mempercepat pemrosesan material baterai yang lebih bersih dan efisien.

“Dengan menggabungkan inovasi hidrometalurgi Huayou dan fondasi ESG PT Vale, kami turut menempatkan Indonesia sebagai tolok ukur global bagi material baterai rendah karbon,” katanya.

Pandangan panel semakin diperkaya oleh Aladin Sianipar, Vice President HSE Harita Nickel, yang menekankan pentingnya sirkularitas dan pemanfaatan ulang limbah dalam perjalanan dekarbonisasi industri.

Pada kesempatan yang sama, PT Vale juga menegaskan kemajuan ESG perusahaan melalui pemaparan Sustainalytics ESG Risk Rating terbaru sebesar 23,7, skor terbaik sepanjang sejarah perusahaan, yang menempatkan PT Vale di jajaran teratas kategori global diversified metals & mining.

Capaian ini memperkuat kredibilitas PT Vale sebagai pemasok nikel yang bertanggung jawab dalam sektor yang semakin disorot atas dampak lingkungannya.

PT Vale menegaskan bahwa kepercayaan global hanya dapat diwujudkan melalui konsistensi, melalui pelaporan yang transparan, tata kelola yang kuat, disiplin operasional, serta investasi jangka panjang yang selaras dengan ekspektasi iklim global.

Dari Belém, Brasil, ribuan kilometer dari Sorowako, Bahodopi, Pomalaa, dan Morowali, lokasi-lokasi yang menjadi inti kepemimpinan nikel Indonesia, kehadiran PT Vale di COP30 membawa pesan tegas: mineral kritis Indonesia sedang membentuk masa depan dekarbonisasi global, dan Indonesia bertekad memimpin dengan ambisi sekaligus akuntabilitas.

Melalui kemitraan strategis, jalur pemrosesan berbasis energi bersih, serta komitmen kuat terhadap keunggulan ESG, PT Vale berkontribusi pada transformasi ekosistem nikel, di mana inovasi mendorong pencapaian iklim dan Indonesia menjadi kekuatan strategis yang bertanggung jawab dalam transisi energi bersih dunia.

Menutup diskusi, para panelis memberikan pesan optimistis dan visioner. Keberhasilan Indonesia dalam rantai pasok global kendaraan listrik tidak akan ditentukan hanya oleh cadangan sumber daya atau volume produksi, tetapi oleh nilai yang diinternalisasikan dalam pembangunan industrinya: keberlanjutan, transparansi, keunggulan teknologi, dan kolaborasi yang kuat.

Kemitraan PT Vale dan Huayou kini menjadi model bagaimana pelaku industri dapat bekerja bersama untuk menghadirkan dampak positif bagi iklim, memperkuat posisi Indonesia di panggung global pada saat pasokan mineral kritis yang bertanggung jawab menjadi kebutuhan yang semakin mendesak. ***