JAKARTA – Sebuah video Presiden Jokowi sedang memarahi menteri-menterinya saat rapat kabinet tanggal 18 juni 2020, beredar ke publik. Dalam video itu, Presiden Jokowi menampakan gestur tubuh serius dan marah.
“Tidak ada progres,” katanya dalam penggalan video tersebut.
Respon publik menjadi pro kontra atas kejadian itu, termasuk dari politisi Partai Gerindra, Fadli Zon.
“Jangan suka mengeluh di depan menteri. Pidato itu bisa bermata dua, bisa menunjukan national leadership kita memang lemah,” kata Fadli Zon dalam acara Zoominari politik bertajuk “Mengapa Negara Gagal” yang digelar Narasi Institute bersama litbang bukamatanews, Senin (29/06).
Pada kesempatan yang sama, Anis Matta selaku Ketua Umum Partai Gelora Indonesia mewanti-wanti pemerintah bahwa situasi nasional menunjukan sudah masuk tahap negara gagal, jika mengacu pada tiga tanda yang disampaikan Presiden, di mana nampak negara sudah kehilangan efektifitasnya.
“Kalau tidak ada progres berarti banyak instrumen yang tidak terdeliver dan itu menunjukan negara sudah kehilangan efektifitasnya,” kata Anis.
Menurutnya, hal ini merupakan peringatan serius buat kinerja kabinet pemerintah. Ia bahkan mengingatkan agar kabinet ini dievaluasi secara jujur, apakah sebuah kabinet pesta atau kabinet kerja.
“Ini serius karena satu dari tiga tanda negara gagal, Indonesia sudah memasukinya,” tegas Anis.
Lebih lanjut ia mengatakan, ada tiga jebakan yang harus diatasi pemerintah, jika ingin terhindar sebagai negara gagal, bahkan negara colaps.
Pertama, kata dia, jebakan kapasitas khususnya leadership nasional. Kedua jebakan keamanan, di mana terjadinya kontraksi antara kebebasan domokrasi versus pengendalian sosial (kontrol negara terhadap publik) dan ketiga jebakan legitimasi publik dan koalisi partai pemerintah yang sudah nampak mulai menyelamatian diri masing-masing. (IKRAM)