PALU – Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Syam Zaini mengecam tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kabupaten Poso, terhadap dua anak didiknya.
Syam Zaini sangat menyesalkan adanya tindakan fisik terjadi di lingkungan sekolah. Apapun alasannya, kekerasan tidak boleh terjadi baik kekerasan guru terhadap siswa, kekerasan siswa terhadap guru, kekerasan guru terhadap guru dan kekerasan orang tua terhadap guru.
“Kami selaku PGRI Sulawesi Tengah akan melakukan cros cek di lapangan seperti apa kronologis tindak kekerasan seperti yang di video yang saya terima. Apa pemicu sehingga terjadi tindak kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru yang merupakan wali kelas ke dua siswa itu, Saya akan menghubungi ketua PGRI Kabupaten Poso.
“Saya berharap ketua PGRI setempat melakukan koordinasi kepada pihak sekolah dengan korwil seperti apa kronologis dan diselesaikan secepatnya. Kami berharap jangan sampai kejadian tersebut ditunggangi oleh pihak-pihak provokator. Untuk itu pihak sekolah diharapkan untuk segera menyelesaikan peristiwa dengan mempertemukan antara guru dan orang tua orang tua siswa melakukan mediasi dengan mencari jalan terbaik,” ujar Ketua PGRI Sulteng, Sam Zaini, kepada media ini Ahad (16/10).
Menurutnya, di sekolah itu ada dikenal sebagai sekolah ramah anak. Olenya kekerasan tidak boleh terjadi, apapun alasan dan pembenarannya.
Jika kedua siswa tersebut melakukan pelanggaran-pelanggaran, sebaiknya anak tersebut diberi sanksi sesuai aturan-aturan kedisiplinan sekolah, bukan melakukan tindak kekerasan. Jika anak tersebut bandel harusnya guru melakukan pembinaan dengan merangkul siswanya, atau bisa juga guru menerapkan sangsi sesuai kedisiplinan yang disepakati antara siswa dan sekolah, sesuai aturan Standard Operasional Prosedur (SOP).
Seperti diberitakan sebelumnya, kronologis tindak kekerasan, pelaku penganiayaan itu tidak lain adalah wali kelas dari murid tersebut dengan inisial YP. Peristiwa yang terjadi Kamis (14/10), berawal adanya laporan mengenai lima orang murid ditenggarai bolos dari salah satu mata pelajaran yang sedang berlangsung.
Berangkat dari laporan tersebut maka guru YP pergi mencari lima orang siswa yang diduga bolos, dan ditemukan sedang bermain handphone di belakang kelas yang lain, dan langsung disuruh kembali ke kelas.
Akan tetapi, dari lima orang siswa tersebut hanya tiga yang langsung kembali masuk kelas, sedangkan dua siswa lainnya yakni MG dan MT baru kembali setelah beberapa saat kemudian, guru inisial YP itu sudah menunggu di depan kelas, maka seketika langsung tindak kekerasan seperti yang ada dalam video yang sudah beredar.
Reporter: IRMA
Editor: NANANG