DONGGALA – Balai Pelestarian Kebudayaan Kebudayaan (BPK) Wilayah XVIII Sulawesi Tengah-Sulawesi Barat mendukung pelestarian tenun Donggala, melalui pendokumentasian untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi dalam pewarnaan alami tenun.
Kegiatan tersebut berupa pembuatan film dokumenter proses dan teknik pewarna alami tenun Donggala melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) tahun 2025.
Sisi ini dianggap urgen diperkenalkan karena selama ini cukup lama pengrajin menggunakan pewarna kimia disebabkan tidak adanya ahli pembuat warna alam.
“Dukungan seperti ini karena sangat menarik sebagai bagian pelestarian, apalagi tidak banyak orang menekuni pembuatan pewarna alami tenun,” kata Roslan, perwakilan dari BPK 18 saat monitoring pengambilan gambar di lokasi, Sabtu (06/12).
Ia berharap, selain ada pembuatan film dokumenter, maestro pewarna yang terbilang langka itu bisa menularkan ilmunya pada generasi muda.
Proses pembuatan film dokumenter berlangsung di Desa Limboro dan Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, dikenal penghasil tenun terbaik Kabupaten Donggala.
Berdasarkan narasi film, ditampilkan suasana desa dan kesibukan ibu-ibu pengrajin membuat tenun di Desa Towale.
Di dalamnya juga menampilkan sosok Slamet (60 tahun), seorang maestro pewarna alami untuk tenun Donggala.
Ia dikenal ahli meracik daun-daun tumbuhan sekitar untuk bahan pewarna benang sebelum dijadikan lembaran sarung.
Pegiat budaya di Donggala selaku ketua panitia, Andi Riuh sekaligus penerima FPK secara perseorangan, menjelaskan, film dokumenter ini dibuat sebagai langkah awal untuk revitalisasi penggunaan bahan pewarna alami pada pembuatan kain tenun agar diminati kembali oleh pengrajin tradisional atau gedogan.
“Paling utama hasil tenun lebih ramah lingkungan sesuai bahan bakunya, mudah diperoleh dan terjangkau dibanding bahan pewarna kimia atau sintetis dengan harga mahal dan tidak tersedia di tempat pengrajin,” jelas Andi Riuh.
Ia berharap, film dokumenter yang dinisiasinya itu bisa menjadi bahan edukasi bagi generasi muda untuk memahami proses pembuatan tenun secara utuh.
“Selama ini hanya diketahui cara pemintalan hingga proses penyusunan benang, padahal tak kalah penting adalah soal warna jadi salah satu proses sangat menentukan,” tutupnya.

