PALU – Atlet tenis meja dari nomor tunggal putri, berhasil menyabet medali emas pertama bagi Sulawesi Tengah pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Istora Papua Bangkit, distrik Sentani, Senin (8/11).
Raihan medali emas itu berhasil disabet atlet atas nama Zuhria dari ketunaan Daksa, setelah menundukan atlet tenis meja tunggal putri asal Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) dalam lima set dengan skor 3-2.
“Sempat imbang Sulteng dengan Yogjakarta 2-2, tapi Alhamdulillah set terakhir kita menangkan sehingga dalam total lima set skor akhir 3-2 untuk kemenangan Sulteng,” kata Ketua Komite Paralimpik Nasional Provinsi Sulawesi Tengah Nur Enang kepada Mediaalkhairaat.id via telephone langsung dari Papua, Senin sore.
Nur Enang menjelaskan sebelumnya pada semi final atlet petenis meja atas nama Zuhria asal Sulawesi Tengah, berhasil membungkam atlet asal Sulawesi Tenggara atas nama Regina dalam tiga set langsung dengan skor akhir 3-0.
Hasil itu memastikan Sulawesi Tengah memiliki satu tiket ke grand final Peparnas pada cabang Olahraga Tenis Meja, dan menunggu hasil pertandingan lainnya yang tengah diperebutkan oleh DIY, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara dan Jawa Tengah.
“Dan itu dimenangkan oleh Daerah Istimewa Yogjakarta, dan saat final kita mengalahkan mereka dengan kemenangan 3-2, sangat menegangkan tapi alhamdulillah kita berhasil mempersembahkan emas pertama untuk Sulteng pada Peparnas Papua ini,” jelasnya.
Padahal sejak bergulirnya Peparnas Papua pada cabang olahraga Tenis Meja, Sulawesi Tengah dinilai tak begitu menjadi momok bagi atlet-atlet dari wilayah Sumatra dan Jawa, bahkan bagi tuan rumah Papua.
Sedang tunggal putri cabang olahraga tenis meja lainnya, dalam kategori tuna netra atas nama Haerunnisa harus mengakui keunggulan atlet asal DKI Jakarta saat berlaga pada pekan pertama Peparnas Papua.
Sementara hasil lain dari cabang olahraga Atletik nomor lari 1.500 dan 400 meter, pada klasifikasi T 20 harus puas finish diurutan delapan kategori putra atas nama Oce dan kategori putri atas nama Fitri urutan lima.
Nur Enang menambahkan bahwa apa yang dihasilkan para atlet Sulteng di Peparnas Papua, telah menambah daftar panjang prestasi yang dihasilkan pada pekan olahraga bagi atlet disabilitas.
“Sehingga kita harapkan prestasi ini akan terus berlanjut tidak hanya di Papua ini saja, melainkan pada Peparnas selanjutnya tentu dengan support penuh masyarakat maupun Pemerintah Sulawesi Tengah,” tambahnya.
Reporter: FALDI
Editor: NANANG