OLEH : Dr. Lindanur Sipatu, S.Kep.,Ns, MM*
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tojo Una Una ke-22 merupakan momentum strategis bagi pemerintah daerah untuk menegaskan kembali arah pembangunan yang berorientasi jangka panjang.
Tema yang diusung tahun ini adalah “Semangat Bersama Membangun Tojo Una Una yang Berbudaya, Sejahtera dan Berkelanjutan”.
Tema ini mencerminkan komitmen kepemimpinan daerah dalam membangun tidak hanya dari sisi fisik, tetapi juga kualitas sumber daya manusia sebagai fondasi utama pembangunan.
Pembangunan daerah yang berkelanjutan pada hakikatnya ditentukan oleh sejauh mana pemerintah berinvestasi pada penguatan manusia sejak tahap paling awal.
Infrastruktur dapat dibangun dalam satu periode kepemimpinan, namun kualitas generasi masa depan ditentukan oleh konsistensi kebijakan yang menyentuh aspek kesehatan, pendidikan dan perilaku sosial masyarakat.
Pada titik inilah kader kesehatan tampil sebagai aktor kunci yang menggerakkan kebijakan pemerintah daerah hingga ke level paling dekat dengan masyarakat.
Kader kesehatan merupakan garda terdepan pelayanan dasar yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Mereka hadir di tengah keluarga, mendampingi ibu hamil, balita, lansia, hingga kelompok rentan lainnya.
Lebih dari sekadar pelaksana program, kader kesehatan sejatinya adalah agen perubahan sosial yang ikut menentukan kualitas generasi masa depan daerah.
Tantangan yang dihadapi kader kesehatan saat ini semakin kompleks. Perubahan kebijakan pelayanan dasar, dinamika sosial budaya, serta meningkatnya masalah kesehatan yang berkaitan dengan aspek psikologis dan perilaku masyarakat menuntut pendekatan yang tidak lagi bersifat administratif semata.
Kader kesehatan dituntut tidak hanya memahami materi kesehatan, tetapi juga mampu menyampaikannya secara kontekstual sesuai dengan budaya dan bahasa yang dipahami masyarakat sasaran.
Pendekatan yang menempatkan komunikasi sebagai kunci utama menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan.
Meskipun dalam 25 kompetensi kader posyandu telah diatur kemampuan komunikasi dan edukasi kepada masyarakat, hingga saat ini belum terdapat penegasan kompetensi komunikasi yang secara spesifik berbasis budaya lokal.
Padahal, hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan pesan kesehatan di tingkat komunitas sangat ditentukan oleh kemampuan kader menyesuaikan bahasa, nilai dan cara berkomunikasi dengan konteks sosial-budaya setempat.
Berbagai studi menunjukkan bahwa komunikasi kesehatan yang menggunakan bahasa ibu dan simbol budaya lokal lebih mudah dipahami, meningkatkan kepercayaan masyarakat, serta mendorong perubahan perilaku kesehatan yang berkelanjutan.
Pendekatan budaya lokal dan penggunaan bahasa daerah memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas komunikasi kader kesehatan dengan masyarakat.
Dalam konteks pelayanan kesehatan berbasis komunitas, perbedaan latar belakang budaya, nilai dan bahasa sering menjadi hambatan utama dalam penyampaian pesan kesehatan, terutama pada masyarakat pedesaan dan wilayah dengan kearifan lokal yang kuat.
Komunikasi kesehatan yang efektif tidak cukup hanya menyampaikan informasi, tetapi harus mampu membangun pemahaman, kepercayaan dan perubahan perilaku.
Ketika pesan kesehatan disampaikan dengan bahasa daerah, pendekatan persuasif dan menghargai norma setempat, maka pesan tersebut lebih mudah diterima dan dijalankan.
Inilah bentuk pembangunan yang berakar pada budaya, sekaligus berorientasi pada keberlanjutan.
Daerah yang kaya akan nilai dan kearifan lokal seperti Tojo Una Una, komunikasi berbasis budaya lokal menjadi strategi yang sangat penting. Bahasa daerah, nilai adat, norma sosial, serta tokoh-tokoh informal memiliki pengaruh besar dalam membentuk cara masyarakat menerima dan menafsirkan pesan kesehatan.
WHO menegaskan bahwa pendekatan culturally sensitive communication (komunikasi yang sensitive terhadap budaya) merupakan kunci keberhasilan promosi dan pencegahan kesehatan berbasis masyarakat.
Kementerian Kesehatan juga menekankan pentingnya kearifan lokal dan komunikasi interpersonal berbasis budaya dalam program promotif dan preventif, termasuk peran kader kesehatan di tingkat desa dan kelurahan.
Kader kesehatan yang memahami konteks budaya lokal akan lebih mudah menjalin kedekatan dengan masyarakat. Pesan-pesan kesehatan tidak terasa menggurui, melainkan hadir sebagai bagian dari nilai kehidupan sehari-hari.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas program kesehatan, tetapi juga memperkuat rasa memiliki masyarakat terhadap pembangunan daerah.
Peran kader kesehatan yang kuat dan komunikatif berkontribusi langsung pada terwujudnya daerah yang sejahtera dan berkelanjutan.
Kesehatan ibu dan anak yang terjaga, kesadaran gizi yang meningkat, serta pencegahan masalah kesehatan sejak dini merupakan investasi jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia Tojo Una Una. Inilah modal utama untuk menghadapi tantangan pembangunan di masa depan.
Momentum HUT ke-22 Kabupaten Tojo Una Una, sebaiknya menjadi pengingat bahwa pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan dari peran aktor-aktor lokal yang bekerja dalam sunyi, salah satunya kader kesehatan.
Penguatan kapasitas kader kesehatan, khususnya dalam hal komunikasi efektif berbasis budaya lokal, perlu menjadi bagian integral dari kebijakan pembangunan daerah.
Dengan semangat kebersamaan, sudah saatnya kader kesehatan ditempatkan sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam mewujudkan Tojo Una Una yang berbudaya, Sejahtera dan berkelanjutan, karena masa depan daerah dibangun dari manusia-manusia sehat yang tumbuh dalam nilai budaya dan kepedulian sosial yang kuat.Bottom of Form
Olehnya itu, integrasi pendekatan budaya lokal dan bahasa daerah dalam praktik komunikasi kader kesehatan menjadi strategi penting untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan, memperkuat hubungan kader dengan masyarakat, serta mendukung pencapaian indikator kesehatan masyarakat secara lebih inklusif dan berkelanjutan.
Rekomendasi Kebijakan Daerah
Penguatan kapasitas kader kesehatan sebaiknya dimasukkan secara eksplisit dalam kebijakan pengembangan SDM daerah.
Kader kesehatan perlu dipandang sebagai community-based human capital yang mendukung pencapaian target RPJMD di bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial.
Hal ini mencakup peningkatan kompetensi dan soft skill, kejelasan peran kerja, serta dukungan insentif yang berkeadilan antara kader kesehatan di desa dan kelurahan.
Pendekatan budaya lokal perlu dilakukan dalam strategi komunikasi pembangunan daerah. Penggunaan bahasa daerah, nilai kearifan lokal dan pendekatan kekeluargaan merupakan strategi resmi untuk meningkatkan efektivitas program kesehatan.
Jika dilihat dari sudut pandang kebijakan daerah, penguatan kapasitas kader kesehatan, sejatinya merupakan investasi pembangunan SDM.
Kader yang profesional akan membantu pemerintah daerah meningkatkan kesehatan masyarakat, menurunkan beban biaya kesehatan di masa depan serta meningkatkan kualitas generasi produktif.
Artinya, kebijakan ini berdampak langsung pada kesejahteraan sosial dan ekonomi daerah.
Tulisan ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan di lapangan oleh penulis pada tahun 2025, terkait peran dan kompetensi kader posyandu dalam pelaksanaan layanan dasar tingkat komunitas di wilayah kecamatan Ampana Kota.
Selamat Hari Ulang Tahun Kabupaten Tojo Una Una yang ke -22……..“Semangat Bersama Membangun Tojo Una Una yang Berbudaya, Sejahtera dan Berkelanjutan”
*Dosen Prodi Manajemen Untad Tojo Una-Una, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tadulako

