PALU – Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulteng, bekerja sama dengan Komisi Penyuluh Pertanian Sulteng melaksanakan Workshop Kinerja dan Inovasi Penyuluh Pertanian, Senin (23/07).
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sulteng, Ir. Trie Iriani Lamakampali, menyampaikan, kombinasi antara penyuluh di lapangan sangat penting untuk dipahami agar tidak terjadi ketidakkompakan dalam melakukan pendampingan di masyarakat.
Kata dia, sebelum melakukan pendampingan, antara penyuluh harus menuntaskan dulu, baru menyampaikan pada petani, agar petani tidak bingung dalam pelaksanaannya.
Karena menurutnya, yang namanya roh penyuluhan adalah suatu kegiatan penyebarluasan informasi yang menyangkut pertanian dimana membimbing petani agar mampu menerapkannya.
“Saya yakin, ketika di tingkat lapangan terdapat petani maju, saya rasa di belakang ada penyuluh yang hebat yang mendampingi. Tapi kalau ada data yang mengatakan sebaliknya, maka jangan menyerah. Lebih baik kita koreksi diri saja duluan, evaluasi juga apa yang kita lakukan, sebab saya sadar masih banyak yang tidak mau menerima kritikan dan masukan. Sepanjang itu masih demi perbaikan, harusnya besar hati menerimanya,” katanya.
Trie juga berpesan agar penyuluh fokus bekerja untuk kepentingan petani, tidak lagi mempertentangkan soal kelembagaan yang selama ini terjadi. Karena baginya, para penyuluh merupakan ujung tombak untuk mencapai swasembada pangan.
“Soal kelembagaan, itu masa lalu, toh dulunya kita bergabung. Yang kita utamakan bagaimana kita bekerja untuk kepentingan petani,” tegasnya.
Ketua Panitia, Nasarudin, menyampaikan, kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian, guna mendorong pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam menyusun peta kompetensi penyuluh pertanian di Sulteng.
Kegiatan itu diikuti 75 peserta, terdiri dari 40 orang dari dinas kabupaten/kota yang menangani penyuluhan, koordinator penyuluh kabupaten/kota, komisi penyuluh pertanian kabupaten/kota, perwakilan dari penyuluh BPTP, penyuluh perkebunan dan peternakan, serta penyuluh tanaman pangan dan holtikultura.
Dalam kegiatan itu, peserta menerima sejumlah materi, di antaranya permasalahan penyelenggaraan penyuluh pertanian dan upaya peningkatan kinerja oleh Ketua Komisi Penyuluhan Provinsi Sulteng, Ir. Soenarto.
Kemudian materi tentang pengembangan agribisnis di pedesaan oleh Prof Made Antara dan pemerataan kompetensi penyuluh pertanian oleh Dr. Rosida Adam. (YAMIN)