DONGGALA – Sebanyak 66 orang pengurus dan anggota Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Donggala diberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat) literasi digital, satu guru satu akun Microsoft 365 (Sagusoft 365), pekan lalu.
Peserta kegiatan terdiri dari 17 pengurus IGI Donggala dan 49 anggota resmi IGI berasal dari sekolah-sekolah yang berada di Donggala.
Diklat tersebut dilaksanakan usai pelantikan Pengurus IGI Donggala periode 2018-2023 oleh Sekretrias IGI Sulteng Nanang Triyono Basuki.
Nanang mengatakan kegiatan peningkatan kompetensi dan profesiolisme guru harus dilakukan secara berkesinambungan bagi organisasi profesi, untuk mendukung perbaikan mutu guru menyongsong abad 21.
Sementara itu. Bupati Donggala Kasman Lassa mengatakan kehadiran IGI sebagai organisasi profesi dengan 67 kanal pelatihan tanpa menggunakan dana APBN atau APBD, tentunya sangat membantu pemerintah mendukung kegiatan kearah perbaikan mutu guru menyongsong abad 21.
“Peningkatan mutu guru menjadi tanggung jawab kita bersama. baik pemerintah maupun organisasi profesi, serta semua pemerhati pendidikan secara bersama-sama dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru,” kata Kasman.
Kata bupati, peningkatan profesionalisme itu sejalan dengan Nawacita Presiden dan Wakil Presiden yaitu penguatan sumber daya manusia, agar menjadi modal yang andal dan siap menghadapi perubahan zaman yang melaju kencang, tak terduga dan multiarah.
Karena itu organisasi profesi seperti IGI dan kelompok-kelompok kerja guru hendaknya proaktif dalam upaya meningkatkan kompetensi secara mandiri.
Bupati berharap semoga kegiatan seperti itu, akan berlanjut sampai ke tingkat kecamatan, untuk bersama-sama dalam berupaya meningkatkan mutu guru, serta selalu menjaga harmonisasi dengan organisasi profesi yang ada, untuk saling bersinergi mewujudkan tenaga pendidikan yang kreatif, inovatif dan kompetitif.
Ketua penyelenggara kegiatan Risma, dalam laporannya menyampaikan maksud dan tujuan pendirian IGI sebagaimana tertuang dalam akta IGI yaitu meningkatkan mutu, profesionalisme, perlindungan, daya saing dan kesejahteraan guru.
Selanjutnya memperkuat nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab dan disiplin serta anti korupsi. Memperkuat kompetensi pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian.
Membangun budaya literasi disekolah, keluarga dan masyarakat serta yang terakhir melakukan pengabdian pada masyarakat. (JAMRIN AB)