PALU – Wakil Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Fairus Husen Maskati, menjadi wanita termuda yang menjadi pengurus pusat partai berlambang Ka’bah tersebut.
Fairus merasa, salah satu bentuk pengabdian terhadap bangsa saat ini adalah harus turut serta berkontribusi terhadap pembangunan melalui karir politik dari latar belakangnya sebagai pengusaha.
Wanita berusia 35 tahun ini telah memutuskan terjun ke dunia politik sejak berusia 27 tahun. Menurutnya, hal itu adalah ini sebuah tantangan, dimana saat itu banyak perempuan dan anak muda yang tidak tertarik dalam dunia politik.
Hal ini pula yang sedang fokus dilakukan Fairus, yakni terus mengajak para kaum perempuan muda untuk sama-sama membangun bangsa ini, khususnya Sulawesi Tengah pada bidang dan keahlian masing-masing melalui kerja keras dan cerdas.
“Dalam kebersamaan terdapat kekuatan dan keberkatan, asal selaras dalam melangkah. Perempuan dan anak muda yang tidak peduli politik akan dipimpin politisi yang tidak akan peduli perempuan dan anak muda,” katanya saat menjadi pemateri dalam kegiatan Rapimwil DPW PPP Sulteng bertajuk “Peran Politik Perempuan dalam Kontelasi Politik 2019”, belum lama ini.
Fairus meyakini, jika perempuan dan kaum muda bersatu dalam satu persepsi, maka akan menjadikan sebuah kekuatan penuh dan bukan mustahil bangsa ini dapat dipimpin oleh presiden dari kalangan muda. Demikian pula menteri-menterinya, kepala daerah dan pimpinan-pimpinan, semisal yang menjabat Ketum DPP PPP, Romahurmuziy.
“Olehnya untuk memulai suatu rencana besar, haruslah dimulai dari yang kecil dari diri sendiri, lingkungan terdekat, dan harus dimulai saat ini juga,” tegasnya.
Fairus mengikuti jejak politik sang ayah, yakni H. Husen Maskati, mantan Ketua DPW PPP Sulteng.
Sementara di bidang pengusaha, Fairus mengikuti jejak ibundanya, Syarifah Balgis Al-Qadrie, yang sukses dan cukup terkenal karena aktif dalam berbagai organisasi pengusaha baik di Sulteng maupun di Jakarta. Ibundanya juga banyak terlibat dalam organisasi pergerakan, diantaranya Dewan Pakar WIA Pusat, DPP Iwapi ,Wakil Ketua Kadin, PII, KAPPI, BKOW, KNPI dan GMP serta sejumlah organisasi lain.
Tak heran, darah “petarung” yang diwarisi dari kedua orang tuanya juga mengalir kepada Fairus.
Ditanyai soal kesiapannya untuk menjadi wakil rakyat di DPR-RI, Fairus mengaku siap dan menyatakan bahwa apapun yang Allah SWT berikan kepada hambanya, itulah yang terbaik.
“Jadilah wakil rakyat yang hadir membela tanpa beda dengan hati dan cinta, bukan dengan kekuasaan dan perintah,” tutup Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Sulteng itu. (HAMID)