PALU – Pemudik moda angkutan laut di Lebaran tahun ini merosot turun. Penurunan disebabkan karena pemudik lebih memilih moda transportasi lain ketimbang naik kapal laut.

“Berdasarkan peninjaun kami di Pelabuhan Pantoloan Palu, rata-rata penumpang kapal untuk keberangkatan hanya 100 orang lebih perhari. Mungkin pemudik saat ini sudah beralih ke moda angkutan udara,” ujar Plt Kadis Perhuhungan Provinsi Sulteng, Fahrudin, dua hari lalu di Palu.

Dia mengungkapkan, Pelni menyiapkan dua Kapal Motor (KM) di Pelabuhan Pantoloan yakni KM Labobar dan KM Lambelu. Dua KM berkapasitas ribuan penumpang tersebut melayani tujuan kesejumlah daerah dengan titik pemberangkatan di Pelabuhan Pantoloan.

Untuk keberangkatan di Pelabuhan Pantoloan diakui Fahrudin memang semakin cenderung menurun. Adapun untuk kedatangan di Pelabuhan Pantoloan saat arus mudik saat ini setiap harinya rata-rata sebanyak 600 orang.

Sementara untuk moda angkutan udara yang terpantau di Bandara SIS Aljufri Palu dikatakannya terjadi peningkatan penumpang mencapai 10 persen. Aktivitas penumpang di Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu setiap harinya diangka 2.500 untuk kedatangan dan kepergian.

“Kalau untuk pemudik angkutan darat dilayani 96 bus AKDP dari berbagai PO yang telah melalui ramp check,” tuturnya.

Secara umum dikatakan Fahrudin, arus mudik, baik angkutan darat, laut maupun udara dalam kondisi lancar. Terlebih dengan dilaksankannya mudik gratis yang memberangkatkan 386 pemudik pada Kamis, 7 Juni lalu.

Mudik gratis itu diyakini mengurangi kepadatan arus mudik. Selain itu dengan ditetapkannya cuti bersama yang cukup panjang dan jauh hari sebelum hari H Lebaran mengurangi penumpukan arus pemudik.

“Bersyukur juga karena cuti bersama cukup panjang sebelum Lebaran sehingga tidak secara bersamaan pemudik menuju kampung halaman,” ucapnya.

Fahrudin menambahkan pihaknya juga terus mengawasi tarif angkutan agar tidak membebani masyarakat selaku pemudik. Kenaikan tarif angkutan darat, laut dan udara saat ini menurutnya masih dalam batas kewajaran. (YAMIN)