PALU – Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, memastikan kehadiran sejumlah tamu luar negeri dalam rangkapelaksanaan Festival Palu Nomoni (FPN) II dan Pekan Budaya Indonesia (PBI) III, September mendatang.
Adapun tamu luar negeri yang diundang, diantaranya Pemkot Boras dan mitra kerja Pemkot lainnya, baik dari Eropa, Amerika dan Asia Tenggara.
Sejauh ini, Pemkot sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait rencana kedatangan tamu-tamu mancanegara tersebut.
“Tapi saya belum bisa sampaikan berapa jumlah tamu undangan dari luar negeri yang kita akan hadirkan nanti,” kata Wali Kota Palu, Hidayat, Senin (21/08).
Dia mengimbau jajarannya agar secepatnya melakukan pertemuan internal bersama Panitia FPN.
Menurutnya, kegiatan berskala nasional itu akan menyajikan berbagai pertunjukan budaya lokal dan nusantara yang dikemas dalam berbagai kegiatan menarik.
Kali ini, panggung utama FPN akan didesain berbeda dengan sebelumnya. Jika pelaksanaan FPN I bertempat di lokasi penggaraman Pantai Talise, maka kali ini panggung utama bertempat di Anjungan Nusantara Palu.
“Jadi sepanjang 7,2 kilometer Teluk Palu, itu akan menjadi arena Festival Pesona Palu Nomoni,” katanya.
Hidayat memstikan bahwa penyelenggaraan FPPN II-2017 akan lebih meriah dan profesional dibanding FPPN-I.
Di hari yang sama, Pemkot bersama Direktorat Jenderal (Dirjen) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melaksanakan rapat harmonisasi menyambut momen tersebut, di Ruang Bantaya Lantai 3 Balai Kota Palu, dipimpin Sekretaris Kota (Sekkot) Palu, Asri Sawaya.
Menurut Sekkot, rapat itu membahas lebih jauh soal pelaksanaan kegiatan.
“Berdasarkan monitoring terhadap jadwal PBI dan FPN yang cukup padat itu, maka kita mencoba mengaturnya dengan mengalokasikan sebagian kegiatan ke venue (lokasi) yang sudah kita tentukan,” katanya.
Untuk itu, usai rapat kemarin, Sekkot langsung meninjau lokasi dalam mematangkan lagi pelaksanaan dua ajang tersebut, mengingat keduanya memiliki konsep yang sama, yakni budaya.
Alhasil, pihak Dirjen pun setuju dan menyatakan bahwa mereka sangat tertarik dengan salah satu item yang ada dalam FPN, yaitu Kampung Kaili.
“Jadi mereka ingin membantu konsep Kampung Kaili ini dan memberi masukan tentang konsep terkait hal-hal yang perlu dibenahi,” ujarnya.
Dirjen juga meminta kepada Pemkot untuk membuat referensi tentang Budaya Kaili untuk menjadi bahan sambutan menteri pada saat pembukaan nanti.
“Jadi di saat pembukaan, Menteri tidaklah membaca sambutan seperti layaknya acara formal. Beliau akan memberi sambutan secara lepas tanpa teks,” tutup Asri. (HAMID/ANT)