PALU – Warga Kelurahan Lambara, Kecamatan Tawaeli, menyegel Puskesmas setempat, Kamis (27/07). Tindakan itu merupakan buntut kekesalan warga dengan pelayanan Puskesmas kepada seorang ibu yang akan melahirkan.
Pihak Puskesmas dinilai lambat membawa pasien ke rumah sakit terdekat, sehingga sang ibu yang diketahui bernama Darmia meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya.
Berdasarkan informasi, penyegelan dilakukan salah satu kakak ipar dari pasien.
“Karena pelayanan yang lambat, sehingga keluarga kami meninggal dunia bersama anaknya,” ungkap salah satu keluarga korban yang enggan dikorankan namanya.
Menurutnya, almarhumah masuk ke Puskesmas pada Rabu (26/07) malam. Saat itu, pihak keluarga meminta rujukan untuk dibawa ke rumah sakit. Namun pihak Puskesmas meminta agar pasien tetap dirawat hingga pukul 22.00 wita. Tetapi sebelum waktu yang ditentukan, pasien mengalami tanda-tanda sesak nafas, sehingga langsung dirujuk ke Rumah Sakit Madani.
Tak lama setelah sampai di rumah sakit, pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia.
Terkait itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu, Royke Abraham mengaku telah melakukan investigasi kepada bidan yang menangani pasien tersebut. Bidan yang dimaksud mengaku sudah melakukan penanganan sesuai Prosedur Tetap (Protap), yakni mengamati rekam jejak persalinan pasien, mengingat persalinan tersebut sudah yang ketiga kalinya. Persalinan pertama dan kedua, normal.
“Riwayat persalinannya baik, begitu pula pada persalinanan yang ketiga ini, tidak ada tanda-tanda ada masalah,” jelasRoyke.
Menurutnya, bidan yang menangani cukup berpengalaman. Untuk kalangan bidan di Kota Palu, dia termasuk senior dan memiliki kinerja terbaik selama ini.
Royke menambahkan, pasien tersebut masuk pada pukul 9 malam dan dipantau oleh 2 bidan dengan segala kelengkapan medis yang telah disiapkan. Suami pasien juga ada di tempat.
“Jadi suami pasien melihat bagaimana pelayanan yang diberikan,” tuturnya.
Sejam kemudian, pembukaan telah lengkap, maka bidan menuntun pasien untuk mengejan, namun setelah sekali mengejan, pasien mengeluh seperti sesak nafas. Maka petugas langsung memasangkan oksigen, namun pasien tetap mengeluh sehingga langsung dibawa ke RS Madani.
Tiba di rumah sakit ini, petugas langsung melakukan pertolongan, namun sekitar pukul 24.00 Wita, pasien meninggal dunia
“Jadi pasien ini normal-normal saja. Sama sekali tidak ada pendarahan, infeksi, panas, ketuban pecah premature dan hipertensi,” tambahnya.
Meski demikian, pihaknya tetap akan melakukan audit maternal perinatal yang melibatkan sejumlah dokter ahli, seperti ahli kandungan, penyakit dalam dan saraf. Jika data sudah lengkap, maka hasilnya paling cepat akan diketahui 10 hari kemudian.
Royke juga mengaku, bahwa seharian ini, pelayanan di Puskesmas Tawaeli ditutup. Untuk sementara, pelayanan dialihkan ke Puskesmas Pembantu terdekat. Namun dia memastikan, Jumat besok sudah dibuka kembali.
Pihaknya juga telah melakukan pertemuan bersama Asisten 1 Pemkot, Camat, Lurah dan tokoh masyarakat setempat serta pihak keluarga pasien.
“Keluarga telah menyadari hal ini bahwa telah terjadi kesalahpahaman,” tuturnya.
Sesuai rencana, semua petugas yang ada di Puskesmas Tawail juga akan mengunjungi rumah pasien dan memohon maaf kepada keluarga.
“Jadi pada dasarnya, pihak keluarga sudah mulai tenang dan menerimanya sebagai takdir. Sebagai bentuk simpati, kami juga akan membantu keluarga yang berduka untuk digunakan tahlilan selama 3 malam berturut-turut,” tutup Royke.
Sementara Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Rifani, mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan masalah penyegelan Puskesmas tersebut. (HAMID/FAUZI)