PARIMO – Kontak tembak di Pegunungan Sampaloe, Desa Astina, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), membuat warga setempat menjadi khawatir. Untuk sementara waktu, mereka masih membatasi aktivitas untuk berkebun.

Kades Astina, I Gusti Nyoman Astawa, mengatakan, warga masih tetap beraktivitas seperti biasanya untuk menggarap areal persawahan, sebab jarak dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekitar 500 meter.

“Hanya di daerah terbuka saja mereka beraktivitas,” ungkapnya saat dihubungi melalui via telepon, Ahad (19/09).

Ia menuturkan, saat kejadian, warga sempat mendengar suara letusan yang tidak jauh dari areal persawahan. Mereka langsung meninggalkan pekerjaan dan berhenti menggarap sawah.

Kata dia, hanya sebagian warga yang tidak beraktivitas, mereka memiliki kebun di wilayah lereng gunung yang merupakan lokasi kontak tembak.

“Memang ada warga kami yang berkebun di lereng. Setelah adanya kontak tembak, mereka untuk sementara mereka tidak naik,” jelasnya.

Ia mengimbau warganya untuk tidak beraktivitas terlebih dulu. Apabila terdapat hal yang mencurigakan, maka diminta segera melaporkan kepada pemdes, menunggu keamanan kembali stabil seperti biasanya.

“Saya harap warga tenang, jangan panik dan berkoordinasi dengan kami,” tutupnya.

Diketahui, kontak tembak terjadi antara Satgas Madago Raya dengan DPO Poso, di Pegunungan Sampaloe, Desa Astina. Dua DPO dinyatakan tewas, yakni pimpinan MIT Ali Kalora dan anak buahnya Jaka Ramadhan.

Reporter : Mawan
Editor : Rifay