Partisipasi Pemilih Pilwalkot Palu Turun, Ini Penjelasan Ketua KPU

oleh -
Ketua KPU Kota Palu, Agussalim Wahid. (FOTO: YAMIN)

PALU – Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng dan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu tahun 2020 turun dibandingkan pada Pemilu legislatif dan Pemilihan Presiden sebelumnya tahun 2019.

Pemilu Pilkada tahun ini partisipasi pemilih hanya menyentuh angka 65,5 persen. Padahal sebelumnya, pada Pilpres dan Pileg, partisipasi masyarakat menembus 86 persen.

Terkait dengan hal ini, Ketua KPU Palu, Agussalim Wahid mengatakan,  hal itu lantaran jumlah pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Palu tahun 2020 mengalami penambahan.

Jumlah pemilih dalam DPT tahun ini jelasnya meningkat drastis dari DPT tahun 2019. Yaitu dari 213 ribu lebih menjadi 250.635. Dengan begitu angka total pembaginya juga menjadi  besar.

BACA JUGA :  TMMD ke-122 Tingkatkan Infrastruktur Jalan untuk Dukung Perekonomian Desa

“Ditambah dengan Daftar Pemilih Tambahan (DPPh) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) yaitu pemilih yang datang pada hari H yang  menggunakan KTP elektronik,” Jelas Agussalim, Rabu (16/12).

Bahkan kata Agus, Partisipasi pemilih tahun ini tidak mencapai target secara nasional yaitu 77,5 persen.

“Jauh dari ekspektasi, karena kami mengupayakan kemarin itu ya minimal sama dengan partisipasi Pilpres dan Pileg,” ucapnya.

Dia menambahkan, pada prinsipnya, KPU Palu sudah cukup maksimal dalam menyosalisasikan tahapan Pilkada secara massif. Tujuannya memang untuk mendongkrak partisipasi pemilih ini.

BACA JUGA :  IYCTC Latih Pemilih Pemula Hadapi Hoaks

Demikian juga pelayanan pada saat hari H. Pemilih dengan status medis karantina karena Covid-19 bahkan mendapat perlakuan khusus agar mereka tetap berpartisipasi.

Terkait adanya keluhan pemilih karena jarak TPS yang jauh, hal ini menurutnya sebagian sudah diantisipasi dengan mendekatkan TPS ke pemukiman. Contohnya pemilih yang berada di Hunian Tetap (Huntap) Kelurahan Tondo yang mayoritas masih menggunakan KTP dari alamat asalnya.

“Kita adakan 1 TPS di sana,” ujarnya.

Kemungkinan lain turunnya partisipasi pemilih, hemat Agus adalah pengaruh pandemi Covid-19. Karena faktanya, ada sebagian masyarakat yang masih ragu datang ke TPS.

“Tapi jika bicara sosialisasi, kita aktifkan relawan Pemilu, sosialiasi mobil pintar, pengumuman di masjid, termasuk media. Semua sudah kita gunakan,” pungkasnya. (YAMIN)