PALU – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota Palu XXIII yang dipusatkan di Kelurahan Tipo, resmi ditutup, Sabtu (11/11) malam. Keluar sebagai juara umum kafilah dari Kecamatan Palu Timur.
Kegiatan tahunan yang berlangsung sejak tanggal 7 hingga 11 November 2017 tersebut diikuti 384 kafilah dari 8 kecamatan yang ada di Kota Palu.
Wali Kota Palu, Hidayat, mengatakan, pasti ada juara dalam setiap perlombaan. Bagi yang belum berhasil, diharapkan tidak berputus asa dan terus berlatih.
Lebih lanjut dia mengatakan, MTQ adalah syiar dan upaya untuk mengembangkan agama Islam di Kota Palu. Dengan ini, bacaan dari qori/qoriah bukan sekadar didengar, tapi bagamana mengamalkan semua nilai yang ada didalam Al-Qur’an.
”Sejalan dengan harapan kita untuk menjadikan Palu menjadi kota jasa, berbudaya dan beradat dilandasi iman dan taqwa,” katanya.
Artinya, jelas dia, landasan iman dan taqwalah yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan aspek budaya.
Hidayat menambahkan, aspek budaya yang dimaksud dalam tema pembangunan Kota Palu adalah dalam konteks nilai. Bagaimana agama bisa menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan berupa toleransi, kekeluargaan dan kegotongroyongan dalam kehidupan sosial yang landasannya adalah iman dan taqwa.
Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu, Ma’sum Rumi, mengatakan antusias masyarakat dalam menyuksesan MTQ pertanda adanya dinamika positif dalam kehidupan beragama.
“Fenomena ini sebagai tanda Nur Ilahi telah tumbuh dan bersemi di Kota Palu. Alhamdulillah, MTQ telah terlaksana dengan baik. Kita sangat berharap output yang dihasilkan benar-benar objektif. Kepada seluruh kafilah yang dinyatakan juara jangan berpuas diri dan terus berlatih untuk menghadapi MTQ tingkat provinsi yang akan dihelat di Kabupaten Morowali nanti,” harapnya.
Secara khusus, pihaknya berterima kasih kepada Pemerintah Kecamatan Ulujadi serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan MTQ.
“Tidak berlebihan jika saya nyatakan bahwa sejauh ini, Kecamatan Ulujadi adalah tuan rumah terbaik dalam pelaksanaan MTQ,” katanya.
Kepada masyarakat, juga diharapkan selalu memperteguh komitmen meningkatkan pembinaan agar siap pada event MTQ yang akan datang.
“Mari kita jadikan MTQ sebagai spirit membangun generasi Qur’ani, generasi yang kuat. tangguh dan terpercaya,” katanya.
Menurutnya, pembibitan kader mutlak dilakukan, apakah berbentuk pembinaan rutin atau pembimbingan kepada lembaga-lembaga yang sudah mapan. Semangat itu sudah dilakukan, tinggal formulasinya yang akan dirumuskan.
“Olehnya LPTQ dalam semua level kepengurusan harus menunjukan semangat yang baru, dapat membawa harapan baru untuk menjadikan MTQ yang lebih berkualitas,” tekannya.
Camat Ulujadi, Nawab Kursaid selaku ketua panitia mengatakan, Rakorsunda LPTQ VII Kota Palu tahun 2017, melahirkan sejumlah rekomendasi, diantaranya memberikan bonus kepada LPTQ kecamatan untuk pembinaan. Pemkot juga mengalokasikan anggaran untuk LPTQ baik kota maupun kecamatan.
“Keputusan lainnya yakni tentang pelaksanaan MTQ ke-24 pada bulan September 2018 akan digelar di Kecamatan Tawaeli. Setiap kecamatan mendistribusikan dana kepada pelaksana MTQ, adanya pelatihan dewan hakim, panitera dan petugas MTQ,” bebernya.
Kemudian, mengharapkan kepada Pemkot untuk memberikan penghargaan yang memadai kepada peserta MTQ yang berprestasi, antara lain ibadah haji dan umroh dan beasiswa bagi juara yang masih bersekolah. (HAMID)