Palu Masuk 10 Kota Paling Toleran

oleh -
Rangkaian pembukaan Pelatihan Suro Lembaga Adat Kota Palu tahun 2018 di SPN Labuan Panimba, Senin (16/04). (FOTO: MAL/HAMID)

PALU – Hasil survei yang dilakukan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang saat ini telah diubah menjadi BPIP menempatkan Kota Palu dalam 10 besar kota yang masih mempunyai nilai toleransi yang tinggi, dari sekitar 500 daerah yang ada di Indonesia.

Hal ini disampaikan Wali Kota Palu, Hidayat membuka Pelatihan Suro Lembaga Adat Kota Palu tahun 2018 di SPN Labuan Panimba, Senin (16/04).

Untuk itu, kata Hidayat, pelatihan tersebut merupakan bentuk keseriusan Pemkot Palu untuk membangun nilai-nilai kebangsaan yang saat ini sedang terganggu, diantaranya dipengaruhi informasi dan teknologi (IT) yang menyebabkan terputusnya silaturahmi satu sama lain.

“Dengan IT, kini masyarakat hanya memakai sarana itu untuk berkomunikasi walau terpisah jarak,” katanya.

BACA JUGA :  Supratman Ajak Masyarakat Dukung Festival Danau Poso

Lebih lanjut dia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari misi ke-6 Pemkot Palu, yaitu revitalisasi nilai-nilai budaya bangsa.

“Kita akan membangun dan memberi peran dan fungsi kepada para tokoh informal yang tindak tanduknya di tengah masyarakat sudah mulai tak difungsikan. Sehingga dengan ini akan membangun kembali lembaga kearifan lokal dan mengembalikan lagi bak era kehidupan dahulu yang begitu akrab, saling memghormati dan saling menghargai,” bebernya.

Sejatinya, kata dia, masyarakat Kaili adalah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, kekeluargaan, dan kegotongroyongan.

“Orang Kaili itu, entah siapapun dan darimanapun tamu yang datang, sepanjang darahnya masih berwarna merah, mereka adalah saudara,” ucap Hidayat.

BACA JUGA :  Pasangan Erwin-Sahid Naiki Gerobak Daftar ke KPU Parimo

Hidayat menambahkan, sejak dia menjadi Kepala Balitbangda Provinsi Sulteng, telah mengaji 4 aturan adat yang berlaku secara universal, yaitu hubungan manusia dengan manusia (ucapan, perilaku, perbuatan dan tindakan) dan juga mengatur hubungan manusia dengan alam.

“Tugas suro adat bagaimana menggerakkan keterlibatan masyarakat menuju suasana bersih indah tertib, aman dan nyaman,” ungkap Hidayat.

Pada kesempatan itu, Hidayat menghaturkan terima kasih kepada Kepala SPN yang telah membantu Pemkot dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Untuk itu, kepada anggota suro adat diharapkan dapat mengikuti pelatihan dengan penuh semangat hingga usai nanti.

“Karena di tangan suro-lah masyarakat Kota Palu mendambakan tumbuhnya kehidupan sosial dalam suasama penuh kedamaian,” tutup Hidayat. (HAMID)