MOROWALI – Puluhan ribu karyawan muslim yang bekerja di PT Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, menjadi menjadi tanggung jawab pihak perusahaan, utamanya dalam pembinaan akhlak.
Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, juga dalam rangka menjaga keharmonisan serta kerukunan antar karyawan dalam Kawasan. Hal ini dinilai penting dilakukan, mengingat dari puluhan ribu karyawan yang bekerja dalam kawasan industri nikel terbesar di Indonesia itu, ada sebagian yang menganut keyakinan lain selain Islam, termasuk di dalamnya kristen, hindu, budha, dan lainnya.
Salah satu upaya pembinaan akhlak karyawan yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan adalah dengan memfasilitasi berdirinya rumah ibadah dalam kawasan.
Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Morowali, PT IMIP menggiatkan berbagai kegiatan keagamaan, mulai dari shalat berjamaah, peringatan hari-hari besar, hingga kajian-kajian rutin.
Hal ini diakui Ketua MUI Kabupaten Morowali, H Mauluddin M. Fil. Kepada Media Alkhairaat, Mauluddin menyatakan bahwa pihaknya memang selalu dilibatkan oleh PT IMIP dalam setiap urusan keagamaan, khususnya agama Islam.
“Awalnya yang kita bangun kerja sama dengan IMIP adalah membuat kesepakatan dalam bentuk MoU dalam urusan pembangun fasilitas rumah ibadah dalam kawasan. Kerja sama itu sudah terlaksana dengan adanya pembangunan sejumlah masjid di dalam kawasan IMIP,” kata Mauluddin, Selasa (22/10).
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi masuknya paham-paham ekstremisme dalam kawasan, pihaknya juga bekerja sama dengan PT IMIP, agar imam-imam masjid yang diterima harus melalui rekomendasi dari MUI.
“Kemudian setiap bulan itu ada jadwal MUI untuk melaksanakan khutbah Jumat di masjid dalam kawasan IMIP,” ujarnya.
Pada kegiatan hari-hari besar keagamaan, lanjur Mauluddin, PT IMIP selalu meminta MUI, baik sebagai penceramah ataupun memimpin doa. Tak hanya itu, yang membawakan khutbah di hari-hari besar keagamaan itu, yang diminta adalah utusan dari MUI.
Selain itu, MUI sendiri juga sudah memasukkan para penyuluh agama agama dalam kawasan.
“Mereka ini termasuk sudah menjadi karyawan dan yang biasanya mengurus masjid-masjid dalam kawasan,” jelasnya.
Untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan pembinaan dan dapat menjangkau semua karyawan, kata dia, pihaknya bersama PT IMIP melakukan pengajian-pengajian rutin yang dilaksanakan setiap bulan
“Jadi pembinaan secara continue itu sudah mereka yang lakukan di sana. Kami tinggal mengawasi. Tapi kalau ada hal-hal yang besar maka kami langsung dari MUI yang turun,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, yang menjadi kiblat pembinaan oleh MUI bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) adalah wilayah Bahodopi. Pihaknya bersama FKUB sering turun langsung, baik dalam urusan pembangunan rumah ibadah dan dalam rangka mengantisipasi masuknya barang-barang yang tidak halal dalam kawasan, semisal minuman keras yang dinilai dapat memicu keributan. (RIFAY