PALU – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Tengah, Ahad (20/2).
Dalam setiap kesempatan di Sulteng, Mentan didampingi oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Mamun Amir.
Saat panen padi bersama di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi kemarin, SYL mengatakan, pertanian merupakan hal utama untuk menjamin masyarakat agar tidak terganggu persoalan makanan.
“Pertanian adalah segalanya. Kalau mau lihat daerah baik maka perbaiki pertanian, karena merupakan merpati putih yang tidak pernah ingkar janji,” ujar Mentan RI, saat panen padi bersama di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Ahad (19/2).
Menurutnya, pertanian ibarat emas 100 karat jadi jangan di rusak. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki beberapa komoditi unggulan yakni kopi, coklat dan lain-lain.
SYL mengaku, Sulawesi Tengah merupakan provinsi yang ke-14 dikunjungi untuk mengecek hasil pertanian
Sementara, Wakil Gubernur Sulteng Mamun Amir mengatakan, menyampaikan progres pertanian di Sulawesi Tengah. Secara nasional beras Sulawesi Tengah mengalami surplus 86,710 ton sehingga masuk peringkat 9 nasional tahun 2022.
Nilai tukar petani (NTP) Sulawesi Tengah lima tahun terkahir, mengalami kenaikan pesat. Sementara realisasi KUR pada 2022 lebih Rp3,99 triliun. Di antaranya berasal dari sektor pertanian.
Namun, akibat rusaknya irigasi gumbasa pascagempa, terjadi kekurangan luas areal pertanian sekira 8.000-9.000 hektare. Karena itu, Pemprov Sulteng mengupayakan pengadaan lahan pertanian baru.
“Berdasarkan hasil rakor terkait permintaan lahan sebanyak 15 ribu hektare untuk kawasan pertanian prioritas kita peroleh luasan 175 ribu hektare lahan,” ungkap Ma’mun Amir.
Selain padi dan jagung yang targetnya surplus pada 2023 ini, Pemprov Sulteng juga mencanangkan surplus kedelai dari luasan 20 ribu hektare.
Dia juga memaparkan, perkembangan sektor pertanian yaitu; fokus saat ini peningkatan populasi dan produktivitas ternak yang berdaya saing dan pengendalian kesehatan hewan, optimalisasi reproduksi melalui kegiatan sikomandan berpengaruh sangat signifikan terhadap peningkatan populasi sapi dan perbaikan mutu genetik ternak, merebaknya penyakit mulut dan kuku di tujuh Kabupaten mempengaruhi aktivitas lalu lintas pengeluaran dan pemasukan ternak di Sulawesi Tengah, target vaksinasi 550.000 dosis dan pengobatan berkala.
Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga peternak difokuskan pada PDB peternakan dan Berdasarkan Permentan 472 tahun 2018 maka kawasan pengembangan ternak sapi potong diantaranya Kabupaten Banggai, Morowali, Poso, Donggala, Buol, Parigi motong, Touna, Sigi dan kota Palu sedangkan pengembangan ternak kambing berada di kota Palu.
Sementara perkembangan sektor perkebunan Sulteng, paparnya yakni; untuk kelapa dalam dari luasan 214 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-40 persen, cengkeh dari luasan 76 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30-50 persen, kopi robusta dari luasan 9.200 hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 50-60 persen. Untuk kakao dari luasan 278 ribu hektar yang masuk kategori tanaman tua atau rusak dan penggunaan benih ilegal sebanyak 30-50 persen.
“Secara umum dari empat komoditi tersebut membutuhkan upaya peremajaan, dan selain itu masih banyak komoditi ekspor yang membutuhkan sentuhan pemerintah pusat. Di antaranya pala di Kabupaten Morowali. Sementara untuk kakao dan kopi permasalahan yang mendasar belum tersedianya benih yang legal di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Dalam kunjungan Menteri Pertanian RI didampingi Wakil Gubernur serta Bupati Sigi serta rombongan lainnya juga melakukan kunjungan ke lokasi pabrik penggilingan padi, Balai Diklat Sidera serta beberapa kawasan pertanian lainnya.
Reporter: IRMA/***