Menagih Peran Media untuk Mencegah Terorisme

oleh -
Short Course Daring penguatan perspektif korban peliputan isu terorisme bagi insan media, diikuti media cetak, media daring, televisi dan radio dari berbagai daerah di Indonesia selama tiga hari, di laksanakan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Kamis (17/12) baru-baru ini.

Dewan Pers: Teroris Memanfaatkan Pemberitaan Media

Anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan, agar media massa hati-hati dan bijak dalam memberitakan aksi terorisme.

Agus memaparkan, pemberitaan media yang intensif dikehendaki dan menguntungkan teroris guna mengkalkulasi keadaan. Teroris memanfaatkan pemberitaan media untuk menebarkan ketakutan, mendelegitimasi polisi.

“Pemberitaan media, sebagai sarana berkomunikasi secara simbolik antar sel-sel jaringan teroris,” jelasnya.

Agus mewanti-wanti, untuk selalu curiga kepada mereka yang selalu memberikan informasi. Periksa setiap informasi, pernyataan dan hitung dampak berita yang ditayangkan.

BACA JUGA :  Polisi Bekuk Enam Maling di BTN Kelapa Gading

” Jurnalisme bukan tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan, kemanusiaan dan keadilan. Hindari posisi, intensifier of conflict,” tutupnya.

Dosen Universitas Multimedia Nusantara,  Hanif Suranto mengatakan ada  simbiosis berbahaya dalam pemberitaan terkait aksi terorisme. Media tertarik terorisme karena ada nilai berita dan teroris tertarik media sebagai corong penyampaian pesan.

“Sebenarnya target teroris teroris itu bukan pada kekerasan tapi opini publik yang lebih luas, baiknya media yang menjadi corong terorisme, oksigen oksigen bagi teroris,” memungkasinya. (Ikram)